Mengapa Kita Tidak Memiliki Blok Muslim?

 Mengapa Kita Tidak Memiliki Blok Muslim?

Pertemuan puncak blok BRICS dan G20 baru-baru ini menunjukkan bahwa dua blok ini sedang berkembang dan sebagian besar negara di dunia harus segera menentukan pilihan di pihak mana mereka ingin berada. Sudah lama tatanan liberal dan lembaga-lembaganya mendominasi pembangunan keuangan, ekonomi dan sosial, namun dengan perang Amerika di Irak dan Afganistan yang melemahkan posisinya, serta setelah krisis ekonomi global tahun 2008, dimana tatanan liberal global mendapat pukulan besar. Kemudian Rusia dan China mengambil keuntungan dari hal ini dengan mengusulkan tatanan alternatif bagi negara-negara Selatan. Apakah masa depan milik G20 atau BRICS, dunia Muslim adalah penentu siapa yang akan menang.

Negara-negara BRIC berkumpul di Afrika Selatan pada bulan Agustus. Agenda utamanya adalah perluasan blok tersebut dan penambahan negara-negara baru. Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan UEA semuanya bergabung dengan blok ini. Di atas kertas blok ini adalah blok yang tangguh. Blok ini terdiri dari 60% cadangan minyak global, sebagian besar mineral penting dunia, dan 40% populasi dunia, dikatakan bahwa Indonesia juga akan bergabung. Blok ini, tiga kali lebih besar dari NATO dan kini menjadi kelompok non-Barat terbesar. Selama bertahun-tahun China dan Rusia sangat ingin mengajak negara-negara Muslim utama untuk bergabung dengan blok tersebut karena hal ini akan memberikan kredibilitas dan kedalaman pada blok tersebut.

Ketika G20 berkumpul di India, pengumuman utamanya adalah koridor ekonomi baru yang akan menghubungkan India ke Eropa melalui Timur Tengah. Amerika Serikat, India, Arab Saudi dan negara-negara lain menandatangani nota kesepahaman untuk membangun jaringan rute maritim dan kereta api yang menghubungkan anak benua India dengan Eropa melalui Timur Tengah. Meskipun rinciannya masih terbatas, jika proyek ini selesai maka waktu transit akan berkurang sepertiganya. Sekali lagi, negara-negara Muslim Timur Tengah menjadi pusat proyek ini. Tak mau ketinggalan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyatakan koridor tersebut tidak akan ada tanpa partisipasi Turki dan tanpa pemanfaatan proyek Jalan Pembangunan, yaitu jalur kereta api sepanjang 1.175 km yang akan membentang dari pelabuhan selatan Faw di Irak ke pelabuhan Mersin di Turki, di Laut Mediterania.

Negara-negara Muslim, bagi G20 maupun BRICS, merupakan pusat keberhasilan mereka, sehingga kedua blok tersebut berupaya untuk memenangkan pendanaan dan dukungan dari para penguasa Muslim. Negara-negara Barat dan Timur jelas menyadari betapa pentingnya peran dunia Muslim di dunia dan kekayaan mineral serta lokasi strategis mereka sangat penting, juga penting bagi kedua blok tersebut. Apalagi saat ini Rusia dan China sedang berupaya untuk menantang dan mungkin menggantikan institusi-institusi Barat.

Ketika negara-negara Timur dan Barat memandang negara Muslim sebagai hal yang penting, orang akan berpikir mengapa para penguasa Muslim tidak menyadari hal ini dan mendirikan blok mereka sendiri daripada mendukung agenda Barat atau Timur, mengapa mereka tidak memanfaatkan kekuatan mereka dan membangun blok mereka sendiri serta membentuk dunia demi kepentingan mereka. Di sini para penguasa Muslim gagal karena mereka pada akhirnya hanya memikirkan tahta mereka dan tidak memiliki tujuan global seperti itu. Meskipun mereka mempunyai kemampuan, sesuatu yang diakui oleh negara-negara Timur dan Barat, namun mereka sendiri tidak memandang hal-hal seperti itu. Akibatnya, mereka selalu bergabung dengan negara-negara lain di blok mereka dan mendukung agenda mereka, ketika mereka bisa mencapai lebih banyak hal.

Ketika Nabi saw. mendirikan negara Islam yang baru lahir di Madinah, meskipun lemah dan kekurangan sumber daya, Nabi saw. berupaya membangun kekuatan umat melalui aliansi, menandatangani perjanjian dan memerangi musuh-musuhnya. Nabi saw memantau situasi internasional yang didominasi oleh Bizantium dan Persia, melalui ini beliau menggerakkan negara Islam untuk memanfaatkan peluang dan mempertahankan diri dari segala ancaman. Dengan cara ini pula, setelah beliau saw. tiada, para Sahabat ra. melanjutkan pekerjaan ini hingga akhirnya menggantikan kedua kekuasaan tersebut. Misi Nabi saw. terwujud setelah para Sahabatnya, namun para Sahabat berkontribusi pada pekerjaan tersebut karena mengetahui bahwa hal tersebut tidak mungkin tercapai dalam masa hidup mereka. Meskipun demikian, mereka berupaya memperkuat negara Islam dan saat ini kita memiliki 2 miliar Muslim di dunia.

Saat ini, kaum Muslim sangat kritis terhadap Timur dan Barat, namun para penguasanya tidak mengambil keuntungan dari hal ini untuk mencapai agenda Islam. Ketika kita mempunyai penguasa yang menjalankan agenda Islam, maka keseimbangan kekuatan global akan bergeser dan era baru pun akan dimulai. []  Adnan Khan

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 16/9/2023.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *