Mengaku Zionis Besar, HT Inggris Kecam PM Liz Truss

Mediaumat.id – Pernyataan Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss yang menggambarkan dirinya sebagai zionis dan pendukung besar Israel mendapatkan kecaman Hizbut Tahrir Inggris.

“Menjadi seorang ‘zionis besar’ berarti menjadi seperti Putin dan mendukung pendudukan yang brutal dan ilegal!” kecam Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris Yahya Nisbet, sesaat setelah pernyataan Truss pada acara Conservative Friends of Israel (CFI) di Birmingham Ahad (2/10/2022).

Nisbet juga menilai PM Inggris munafik lantaran di satu sisi mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyerang Ukraina tetapi dalam waktu yang bersamaan menutup mata terhadap apa yang terjadi pada rakyat Palestina yang dijajah zionis Israel.

Sebagaimana dikabarkan, PM Inggris yang memiliki nama panjang Mary Elizabeth Truss itu telah mengaku sebagai ‘zionis besar’ dan ‘pendukung besar Israel’ di pertemuan bersama kelompok parlemen Partai Konservatif pro-Israel akhir pekan lalu.

“Saya adalah seorang zionis besar, saya adalah pendukung besar Israel, dan saya tahu bahwa kita dapat meningkatkan hubungan Inggris-Israel dari kekuatan ke kekuatan,” demikian pernyataan Truss waktu itu.

Sementara ungkap Nisbet, Inggris saat ini berada di tengah perekonomian yang gagal, inflasi sebesar dua digit, kenaikan suku bunga hipotek, tagihan energi yang lebih tinggi, pajak U-turn, meningkatnya utang, krisis likuiditas dana pensiun, perang di Ukraina, mata uang yang terdepresiasi, peningkatan imigrasi dan jumlah jajak pendapat yang tenggelam.

Lebih dari itu, dengan bangganya pula, perempuan yang menjabat sejak 6 September 2022 tersebut menyerukan agar Inggris memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Padahal keinginan itu bukan sekadar tentang simbol, bangunan, atau lokasi. Tetapi kata Nisbet, tentang salah satu kota tersuci di dunia. Yakni kiblat pertama umat Islam dan persinggahan Nabi Muhammad SAW ketika melakukan perjalanan di malam hari sebelum naik ke Sidratul Muntaha pada peristiwa Isra dan Mikraj.

Pun demikian mengenai Iran. PM Inggris baru tersebut juga menyatakan bahwa Inggris akan bekerja dengan sekutunya untuk secara kolektif mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir.

Artinya, Inggris telah menggunakan standar ganda dengan mengutuk Iran sambil menutup mata terhadap persenjataan nuklirnya sendiri dan milik entitas zionis yang luas. “Mungkin terdengar kredibel di Birmingham, tetapi disambut dengan cemoohan dan ejekan di sebagian besar bagian dunia lainnya,” ujar Nisbet.

Beda Zionisme dan Yudaisme

Penting dipahami, lanjutnya, antara zionisme dan yudaisme (agama Yahudi) adalah berbeda dan tak ada hubungannya. “Banyak pemimpin zionis yang sebenarnya adalah ateis, sementara banyak orang Yahudi yang berkomitmen secara aktif menentang tujuan-tujuan zionisme,” bebernya.

Pun demikian dengan negara Islam berikut penerapan syariah-Nya yang dengan keras menentang zionisme dan pendudukan Palestina, namun di saat bersamaan melindungi hak-hak orang Yahudi dalam mempraktikkan keyakinan mereka.

Sebutlah Khilafah Utsmaniah yang pernah menawarkan tempat berlindung bahkan memberi peran menonjol di masyarakat bagi orang-orang Yahudi pada zaman Bizantium Romawi dan inkuisisi Spanyol.

Maknanya, tidak ada holocaust yang dilakukan di dunia Muslim. Sehingga Nisbet berharap, dengan cara yang sama seperti kebanyakan orang di Barat berdiri bersama rakyat Ukraina, umat Islam juga perlu berdiri bersama rakyat Palestina pada saat mereka membutuhkan.

“Kita perlu membela solusi Islam untuk kawasan ini dan untuk melawan tekanan dari para politisi dan media Barat yang secara munafik memasukkan negara pendudukan zionis yang tidak diakui dalam definisi mereka tentang ekstremisme, sering melemparkan tuduhan anti-semitisme terhadap anti-Zionis,” tuturnya.

Tak hanya itu, Nisbet juga mengingatkan, umat Islam pun harus menyadari bahwa mencoba mengubah sikap kelas penguasa di Inggris adalah sia-sia tanpa keberadaan negara Islam.

Namun sembari menuju ke arah sana, tetap penting untuk terus berupaya menggantikan rezim lalim di dunia Muslim yang terlibat dalam retorika kosong, menandatangani perjanjian-perjanjian yang tidak sah, atau tidak melakukan apapun untuk membantu rakyat Palestina.

Untuk itu, tuturnya, di tengah banyaknya penguasa negeri Muslim tidak memiliki iman cukup kuat, keberanian dan kemauan politik, umat Islam harus senantiasa mendukung pekerjaan untuk solusi Islam atas Palestina.

Adalah khilafah di bawah manhaj kenabian yang menurut Nisbet, satu-satunya solusi yang akan membawa keadilan nyata ke wilayah tersebut.

Pasalnya, hanya khilafah di bawah manhaj kenabian yang mampu menggantikan para tiran dan diktator di dunia Muslim, membebaskan tanah yang diduduki, melepaskan belenggu kolonialisme, mengakhiri penindasan dan membangun sistem atas dunia Muslim yang akan memungkinkan Muslim, Yahudi, Kristen, dan lainnya, untuk hidup bersama dengan damai.

Pungkasnya, ia pun menukil QS. Al-Anfal ayat ke-24 yang artinya, ‘Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan’.[] Riza Aulia/Zainul Krian

Share artikel ini: