Menanti Sultan Qutuz Zaman Ini!

Ditulis Oleh: Adam Syailindra

Dunia muslim sedang mengalami banyak penderitaan dan krisis. Berbagai berita menyedihkan atas penindasan yang dialami jutaan kaum muslimin di berbagai belahan dunia mengisi hati kita dengan kesedihan dan kemarahan. Rezim Cina sangat terbuka tentang kebencian mereka terhadap muslim Uighur, bahkan begitu juga rezim AS. Selain berbagai insiden dalam serangkaian serangan kepada muslim termasuk serangan terhadap Muslim di Rohingya dan Yaman.

Lalu bagaimana nasib umat di Palestina? Sejak awal, Israel telah melakukan kekejaman demi kekejaman terhadap kaum Muslim yang mengakibatkan sebagian orang yang berkuasa menjadi lemah dan ketakutan akan berdirinya sebuah negara yang ‘kuat’. Namun, Israel bukanlah penyerang arogan yang pertama yang menyerang umat Islam.

Pada pertengahan abad ke-13, Kekaisaran Mongol di bawah kepemimpinan Hulagu Khan (cucu Jenghis Khan) menyerang Khilafah Islam, menduduki negeri Islam dan bahkan membunuh Khalifah Al-Musta’sim di Baghdad. Orang Mongol membantai puluhan ribu Muslim dan menjarah dan menghancurkan masjid-masjid, perpustakaan-perpustakaan, dan rumah sakit-rumah sakit.

Setelah invasi ke Irak Hulagu menduduki Palestina dan mengirim utusan ke Sultan Qutuz di Kairo, Mesir menuntut penyerahan dirinya. Hulagu, seperti halnya para pemimpin Israel, melihat dirinya sebagai tak terkalahkan. Dia dengan angkuhnya menulis:

“Dari Raja Para Raja dari Timur dan Barat, Khan Yang Agung. Untuk Sultan Qutuz, yang melarikan diri untuk menghindari pedang kami. Anda harus berpikir tentang apa yang terjadi pada negara-negara lain dan menyerahkannya kepada kami. Anda telah mendengar bagaimana kami telah menaklukkan kerajaan-kerajaan yang luas dan telah memurnikan bumi dari para pengacau yang telah mencemarinya. Kami telah menaklukkan wilayah yang luas, membantai semua orang. Anda tidak bisa lepas dari teror tentara kami. Kemana Anda dapat melarikan diri? Apa jalan yang akan Anda gunakan untuk melarikan diri dari kami? Kuda-kuda kami dapat berlari cepat, panah-panah kami tajam, pedang-pedang kami seperti petir, hati-hati kami sekeras pegunungan, dan tentara kita banyak seperti pasir. Benteng-benteng tidak akan mampu menghadang kami, dan tentara tidak akan mampu menghentikan kami. Doa-doa Anda kepada Tuhanmu akan sia-sia melawan kami. Kami tidak tergerak oleh air mata atau tersentuh oleh ratapan. Hanya mereka yang memohon perlindungan kami yang akan selamat.. Bersegaralah memberikan surat balasan sebelum api peperangan menyala. Jika melawan, Anda akan mengalami bencana yang paling mengerikan. Kami akan menghancurkan masjid-masjid dan mengungkapkan kelemahan Tuhanmu dan akan membunuh anak-anakmu dan orang tuamu bersama Anda. Saat ini, Anda adalah satu-satunya musuh yang harus kami hadapi…”

Sultan Qutuz takut kepada Allah SWT dan tidak menjadi lemah oleh ancaman Mongol. Sebaliknya, dia menjawab dengan memobilisasi tentara Muslim dan berbaris keluar dari Mesir, melalui Gaza dan Palestina sehingga menimbulkan kekalahan memalukan pasukan Mongol pada pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Ain Jaluut.

Kita harus ingat bahwa tanggung jawab menghentikan agresi Israel ada pada umat Islam dan khususnya mereka yang memiliki kemampuan untuk menghentikannya yang merupakan tentara kaum Muslim. Bala tentara ini hanya akan bisa digerakkan oleh Khalifah yang sebegaimana Sultan Qutuz tidak takut kepada apapun selain kepada Allah SWT dan tidak takut kepada orang-orang Yahudi atau orang-orang Kristen, Israel dan Amerika, atau sekutu-sekutu mereka.

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.” (Al-Taubah, 9:14)[]

Share artikel ini: