Menag Harusnya Ingatkan PGI agar tak Intervensi Agama Lain

Mediaumat.news – Menanggapi surat yang dilayangkan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) ke Menteri Agama yang meminta mengkaji ulang buku pelajaran Islam yang menjelaskan soal Injil, Cendekiawan Muslim Rohkmat S Labib mengatakan Menag seharusnya tidak mengikuti apa yang diinginkan oleh PGI, justru seharusnya Menag menasihati PGI agar tidak mengintervensi agama lain.

“Menag harus mengingatkan kepada PGI bahwa mereka tidak boleh intervensi agama lain, Islam mengajarkan bahwa demikian mengenai Injil, tapi Islam kan tidak pernah memaksakan ajarannya kepada orang Kristen,” jelasnya kepada Mediaumat.news, Kamis (4/3/2021).

Menurutnya, yang dilakukan PGI adalah sebuah kasus yang tidak patut untuk dilakukan, karena justru tindakan seperti itulah yang merupakan intervensi terhadap agama lain. Apa yang diajarkan di agama Islam merupakan bentuk pendidikan akidah Islam. Agama Islam tidak bisa disesuaikan dengan agama lain.

“Itu adalah tindakan yang tidak patut karena itu melakukan intervensi terhadap ajaran agama lain, Islam punya ajaran, di sana ada akidah, ada amal atau syariah, tentu saja itu tidak boleh ada agama lain melakukan intervensi terhadap agama Islam, lalu meminta menteri agama untuk mengubah, kalau misalnya seperti itu, masa agama Islam harus disesuaikan dengan agama lain itu berbahaya,” jelasnya.

Misalnya dalam Islam disebut bahwa Nabi Isa adalah Nabi, lalu kemudian dianggap bertentangan dengan Injil, karena Injil mengatakan misalnya Isa adalah tuhan. Demikian juga tentang Injil, di dalam Islam keyakinannya kan begitu bahwa Al-Qur’an mengabarkan kitab-kitab yang keluar sebelum Al-Qur’an itu ada penyimpangan, ada perubahan, ada penghapusan.

“Itu keyakinan, tentu tidak boleh ada agama lain mengintervensi agama kita, justru kemudian kalau kita tidak meyakini itu, kita bukan Islam lagi. Nanti bisa mengubah agama Islam sesuai dengan Kristen kan itu berbahaya,” tegas Rokhmat.

Lalu, apabila Menag menuruti permintaan dari PGI tersebut, maka hal tersebut bisa memicu pertengkaran, karena bisa jadi nanti setiap agama akan saling mengintervensi agama lainnya.

“Lalu ini bisa memicu pertengkaran, perselisihan, kenapa? Kalau begitu Islam bisa dong melakukan intervensi terhadap agama Kristen, misal kita mempertanyakan kenapa mereka mengajarkan bahwa Isa adalah tuhan, wong menurut Islam itu adalah nabi? Nanti bisa jadi Kristen mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad bukanlah nabi, Al-Qur’an itu palsu, karena tidak mungkin kan orang Kristen mengatakan bahwa Al-Qur’an itu wahyu dari Allah,” ungkap Rokmat.

Seharusnya biarkan agama di negara Indonesia berjalan masing-masing, tidak perlu ada intervensi seperti yang dilakukan oleh PGI.

“Nanti pasti akan ada saling tidak terima lalu akan terjadi perselisihan. Justru biarkan saja keyakinan masing-masing diajarkan,” pungkas Rohkmat.[] Fatih Solahuddin

Share artikel ini: