Memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW MTI Sulsel Gelar Tabligh Akbar

Mediaumat.news, Gowa – Majelis Taqarrub Ilallah (MTI) menggelar  Tabligh Akbar untuk memperingati  Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Bertempat di masjid Muhammad Cheng Hoo kegiatan ini yang mendapat respon luar biasa dari masyarakat Makassar dan Gowa, terlihat dengan antusiasnya peserta memadati masjid hingga meluber ke teras masjid. (Sabtu, 14/4).

Suasana hangat dengan lantunan shalawat oleh tim nasyid Majelis Taqarrub Ilallah, yang sebelumnya telah dibuka dengan pembacaan ayat suci al Qur’an oleh Ust. Muh. Daud, S.Ag. Acara ini dipandu oleh MC Ust. Laode Abdul Aslan yang mempersilahkan satu persatu alim ulama untuk menyampaikan tausyiah.

Dr. Mursyid Najamuddin, M.Si selaku wakil ketua pengurus masjid Cheng Hoo dalam sambutannya menyampaikan bahwa, Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa penghibur duka yang dialami oleh Rasulullah S.A.W. “Isra mi’raj adalah peristiwa penuh hikmah, merupakan hiburan bagi beliau.” Ungkapnya.

Tausyiah pertama oleh Ust. Nasaruddin Linggi Allo imam masjid at Taqwa. Beliau menyampaikan sesungguhnya Isra’ Mi’raj adalah peristiwa besar dimana Rasulullah pergi menghadap Sang Pencipta Allah S.W.T, untuk menerima perintah Shalat sebagai bagian dari syariat.

“Isra miraj adalah peristiwa besar yang dialami oleh Nabi S.A.W, peristiwa yang tidak biasa. bagi umat manusia.

Beliau melanjtukan bahwa “syariat-syiariat yang diturunkan oleh Allah tak akan bisa diwujudkan secara kaffah dalam kehidupan kecuali dengan hadirnya Khilafah. Khilafah bukan istilah baru bagi umat islam. Khilafah ada untuk menjaga agama dan untuk menerapkan hukum islam di seluruh dunia. khilafah adalah bagian dari syariat islam”.

Ust. Barliantah Abdullah, dalam tausyiahnya memaparkan bahwa Khilafah adalah solusi umat Islam Dunia. Berbagai kedzaliman yang dirasakan umat Islam disebabkan ketiadaan pemersatu, sehingga musuh begitu mudah menyakiti kaum Muslimin. Inilah urgensi hadirnya Khilafah sebagai pemersatu.

“Sejak runtuhnya Khilafah 1924, umat islam di seluruh dunia dipimpin oleh sistem dan kepemimpinan kafir penjajah. Umat Islam diadu domba oleh kafir penjajah. Di Indonesia pun terjadi berbagai masalah, solusi untuk Indonesia tentulah Khilafah, sebab Khilafah bukan ancaman untuk indonesia tapi ancaman untuk barat kafir penjajah. Karena itu ketika islam dijalankan secara kaffah maka rahmat Allah akan turun untuk indonesia dan seluruh dunia. Khilafah adalah solusi untuk indonesia dan dunia.”

Ust. Dr. Mujahid Abdul Djabbar, Lc., MA. Menyampaikan wajibnya berdakwah, dengan mengerahkan segala kemampuan. “setiap individu islam wajib berdakwah. Dakwah dengan tangan yakni dengan kekuatan dengan Khilafah islamiyyah. Khilafah  bukan ajaran teror. Jika kita menolong agama Allah maka Allah akan menolong kita.” Papar beliau.

KH Dr Syahrir Nuhun, MA. Juga menyampaikan bagaimana peristiwa Isra’ Mi’raj hadir untuk menghibur baginda Rasulullah dan menghilangkan kecemasan dalam diri beliau terhadap penolakan dakwah yang beliau sampaikan.

“Melalui Isra Mi’raj Allah ingin menunjukkan kepada nabi untuk tidak usah cemas ketika dakwah kita ditolak, karena niscaya di tempat lain dakwah kita diterima. Rasul memiliki sifat rahmat lil alamiin. Alasan Nabi diutus untuk menegakkan hukum Islam, agar rahmat Allah turun kepada kita.”

Sebelum tausyiah dilanjutkan, hadir kemudian Ust. Idil Adha membawakan sebuah puisi yang semakin menambah kerinduan tegaknya syariat Islam. Puisi yang berjudul “Aku Rindu Syariat Islam.”

KH Sudirman, S.Ag. Memaparkan arti dari persaudaraan, bahwa persaudaraan sejati adalah persaudaraan yang diikat oleh tali agama ukhuwah fiddin.

“Mewujudkan ukhuwah islamiyyah. Ikatan ukhuwah sejati adalah ukhuwah fiddin yakni saudara mu dalam agama. Dan ukhuwah fiddin sejati hanya dapat terwujud dengan konsep satu kepemimpinan sejati umat islam.” Papar belaiu.

Tausyiah terakhir disampaikan Ust. Muhammad Ali Wardana. S.Kom., M.T. memyampaikan tausyiah bertemakan wajibnya dakwah memperjuangkan Khilafah.

“Pada bulan Rajab terjadi dua peristiwa besar, yakni Isra’ Mi’raj, dan runtuhnya Khilafah yang menjadi titik awal terpecahnya umat Islam. Berdasarkan  Qur’an adalah wajib bagi kita umat islam untuk memperjuangkan tegaknya hukum Allah di bumi ini, hal ini tak akan terwujud tanpa adanya Khilafah. Marilah kita umat islam walaupun kita berbeda harakah tapi bersama menjadikan kewajiban menegakkan Khilafah.” Jelas beliau.

Sebelum acara ini ditutup dengan doa, jamaah Tablig Akbar, mendokumentasikan kegiatan  dan spanduk yang ditampilkan panitia bertajuk #ReturnTheKhilafah dan KhilafahAjaranIslam serta memposting agenda tersebut di seluruh akun yang dimiliki.[]

Share artikel ini: