Mediaumat.info – Menyoroti membengkaknya jumlah menteri yang di era Jokowi berjumlah 34 dan rencananya menjadi 41 di pemerintahan Prabowo, menurut Jurnalis Senior Edy Mulyadi itu terjadi sebagai bagian dari politik dagang sapi alias balas budi kepada pihak-pihak yang telah membantu kemenangan presiden terpilih.
“Begitu banyaknya yang membantu terjadilah yang disebut balas budi dalam sehari-hari (disebut) politik dagang sapi, bagi-bagi kekuasaan, bagi-bagi kursi,” tuturnya dalam Dagang Sapi Calon Menteri, Kabinet Bagi-Bagi, Ahad (12/5/2024) di kanal YouTube Media Umat.
Ia menilai anak-anak mahasiswa semester awal pun pasti paham bahwa ini adalah pokitik bagi-bagi kekuasaan, bagi-bagi terima kasih.
“Membayangkan 40 menteri, belum nantinya para wakil menteri, belum nantinya direktorat jenderal, belum kantornya, ini semua pemborosan yang sama sekali tidak berguna, tidak bermanfaat buat rakyat,” ungkapnya.
Edy memandang masalah rakyat Indonesia bukan masalah kekurangan jabatan menteri sebetulnya.
“Masalah yang nyata di depan mata masalah UKT sekarang ini, biaya kuliah melonjak dahsyat. Padahal anggaran pendidikan sudah 20% dari APBN yang 3000 triliun jadi 600 triliun lebih,” bebernya.
Edy mengatakan, terlalu naif jika masih ada berpendapat itu bagian dari upaya kabinet pemerintahan mendatang untuk melayani rakyat dengan menambah jumlah menteri yang begitu banyak.
“Itu terlalu naif,” pungkasnya. [] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat