Mediaumat.news – Sepanjang suatu perkara itu diatur oleh Islam dan Islam memberikan aturan tentang itu maka, ujar Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ustadz Rokhmat S Labib, tidak boleh ada larangan untuk membicarakan itu dalam masjid termasuk dalam khutbah.
“Jadi siapa saja yang melarang membahas politik di masjid ini sama halnya dengan mengamputasi atau memangkas salah satu bagian yang sangat penting dalam Islam,” ujarnya kepada mediaumat.news, Senin (23/4) di Jakarta.
Itu artinya, lanjut Rokhmat, Islam dibatasi dengan hawa nafsu dan kepentingan mereka. Jadi kalau sesuai diambil, kalau tidak sesuai tidak diambil. “Ini bahaya sekali justru, bagaimana mungkin Islam dipangkas sedemikian rupa, diserupakan dengan agama-agama lain yang memang tidak mengatur politik,: bebernya.
Karena, ungkapnya, politik ini bukan sesuatu yang dibiarkan oleh Islam tetapi Islam mengatur politik juga sebagaimana Islam mengatur shalat, akhlak, makanan, pakaian dan seterusnya.
Ironisnya, beber Rokhmat, pada saat yang sama pihak-pihak yang mewacanakan tidak boleh membahas politik di masjid malah menggunakan simbol-simbol Islam, pakai surban, peci, supaya dianggap bagian dari komunitas Islam kemudian diterima oleh umat Islam.
Rokhmat juga menyebutkan sebenarnya kalau ada pejabat terlibat mengatur masjid itu bagus selama betul-betul mengatur, tapi kemudian masalahnya malah mengganggu Islam, mencurigai Islam. Ditambah lagi adanya intel di masjid untuk menginteli umat Islam berpidato, berceramah, tentu ini justru mengganggu Islam, menakut-nakuti umat Islam agar tidak membicarakan Islam secara kaffah.
“Ini yang jadi masalahnya,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo