Berita:
Pada 2 Januari 2025, sebuah video Twitter menjadi viral yang menunjukkan dua wanita Barat di UEA yang secara diam-diam merekam seorang wanita Muslim yang mengenakan niqab sedang makan. Wanita tersebut sedang bersama suaminya di tempat umum dan harus mengangkat cadarnya untuk makan.
Dua wanita lainnya merasa bahwa itu adalah sesuatu yang bisa mereka olok-olok dan unggah secara online sebagai sumber hiburan.
Namun, rencana mereka berbalik ketika polisi Dubai diberitahu melalui berbagai keluhan dari pengguna media sosial. Warga Emirati lokal dan Muslim internasional menentang ejekan terhadap budaya Islam tersebut. Non-Muslim juga menolak tindakan dua wanita yang merekam berdasarkan penghinaan publik dan merekam seseorang tanpa izin.
Wanita-wanita tersebut akhirnya ditangkap dan ditahan di Dubai dengan dakwaan menghina budaya.
Komentar:
Insiden viral ini mengungkapkan beberapa hal:
1) Hal tersebut dianggap normal untuk menghina budaya Islam secara internasional; oleh karena itu, materi semacam itu bisa diunggah secara publik dengan sedikit rasa takut akan konsekuensi.
2) Wanita Muslim tidak dihormati atas identitas mereka, dan media berperan dalam menciptakan opini publik yang negatif.
3) Tidak ada sistem Islam yang komprehensif untuk membela jutaan wanita yang menderita penyalahgunaan dan ancaman setiap hari terhadap visibilitas mereka sebagai hamba Allah (swt).
4) Beberapa Muslim mendukung hak kebebasan berbicara dari wanita Barat.
5) Tidak ada badan pemikiran dan solusi yang bersatu yang sejalan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Penahanan wanita Barat ini tidak menghentikan Dubai dari menjadi pusat pelanggaran hak-hak Islam terhadap wanita dan anak-anak.
UEA telah mendukung pangkalan militer AS yang membom dan membunuh wanita dan anak-anak Muslim di seluruh dunia. UEA juga dikenal sebagai pendukung terbuka entitas Yahudi yang membunuh dan menggusur Muslim di Gaza.
Hak-hak wanita Muslim lebih dari sekadar yang dibahas dalam insiden berita viral ini dan harus dilindungi dan diakui oleh kekuasaan yang tepat – Khilafah, dengan cara yang benar menurut Nabi (saw).
Diriwayatkan melalui sanad yang berbeda; dari Hudhaifah bin al-Yaman yang berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ فَجَاءَ اللَّهُ بِخَيْرٍ فَنَحْنُ فِيهِ فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ». قُلْتُ: هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ». قُلْتُ: فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ». قُلْتُ: كَيْفَ؟ قَالَ: «يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ». قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ»
“Ya Rasulullah, tidak diragukan lagi, kami pernah berada dalam zaman buruk (yaitu zaman Jahiliyyah atau kebodohan) dan Allah membawa kami pada zaman yang baik (yaitu zaman Islam) yang kami jalani sekarang. Apakah akan ada zaman buruk setelah zaman baik ini? Beliau (Nabi SAW) berkata: ‘Ya.’ Saya berkata: Apakah akan ada zaman baik setelah zaman buruk ini? Beliau berkata: ‘Ya.’ Saya berkata: Apakah akan ada zaman buruk setelah zaman baik ini? Beliau berkata: ‘Ya.’ Saya berkata: Bagaimana? Lalu beliau berkata: ‘Akan ada pemimpin-pemimpin setelahku yang tidak dipandu dengan petunjukku dan tidak mengikuti sunnahku. Di antara mereka akan ada orang-orang yang hatinya seperti hati setan dalam tubuh manusia.’ Saya berkata: Apa yang harus saya lakukan, Ya Rasulullah, jika saya (kebetulan) hidup di zaman itu? Beliau menjawab: ‘Kamu dengarkan dan taatlah kepada Amir, meskipun punggungmu dipukul dan hartamu dirampas, dengarkan dan taatilah.’”
Kami berdoa agar kami dapat kembali kepada metode yang benar dalam mengelola perlindungan hak-hak wanita dalam Islam dengan cara yang diperintahkan oleh Allah (swt), insyaAllah.
Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizb ut Tahrir oleh
Imrana Mohammad
Anggota Kantor Media Pusat Hizb ut Tahrir
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat