Masyarakat Bahkan Parpol Hari Ini Tidak Memiliki Ideologi

Mediaumat.info – Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menilai masyarakat bahkan parpol hari ini tidak memiliki ideologi.

“Masyarakat hari ini tidak memiliki ideologi bahkan parpol juga tidak memiliki ideologi,” tuturnya dalam rubrik Dialogika: Dulu Oposisi, Kini Pembela Politik Kepentingan? di kanal YouTube Peradaban Islam Id, Sabtu (24/02/2024).

Selain itu, menurut Iwan, parpol hari ini hanya sekadar mengarahkan pada perubahan materi semata.

“Mereka hanya menawarkan kemudian mengarahkan pada perubahan yang arahnya pada kepentingan yang sifatnya ekonomi materi, tapi bukan perubahan yang sifatnya menuju ideologi,” ungkapnya.

Ia pun menjelaskan, perubahan ideologi itu adalah perubahan yang mengarah pada sebuah keyakinan hidup kepada sebuah nilai-nilai yang harusnya mereka raih. Bukan sekadar pencapaian materi.

“Semua parpol, semua para politisi ketika berkampanye menjanjikan BPJS gratis misalnya, makan siang gratis misalnya, STNK gratis, lebih mengarah pada kepentingan-kepentingan ekonomi yang sifatnya itu remeh bukan pada sebuah perubahan,” tegasnya.

Seharusnya, kritik Iwan, perubahan itu menuju pada arah hidup yang sebenarnya jangka panjang.

“Bagaimana menjadikan Indonesia menjadi negara bersaing di dunia internasional, bisa menjadi negara yang terlepas dari tekanan negara-negara adidaya. Kan enggak ada,” herannya.

Namun, jelas Iwan, hal itu bisa dilakukan ketika masyarakatnya dibentuk dan dibimbing dengan ideologi.

Perubahan Peradaban

Maka, beber Iwan, seharusnya masyarakat diarahkan untuk me raih kepemimpinan yang nantinya melakukan perubahan nilai, melakukan perubahan peradaban, yang kemudian meningkatkan taraf berpikir masyarakat.

“Sebagai masyarakat yang memiliki akal sehat bukan hanya memikirkan tentang apa yang bisa dimakan besok, berapa gaji saya, apakah UMR naik atau tidak, itu sangat rendah sekali,” ungkapnya.

Sayangnya, keluh Iwan, para politisi, elite politisi yang ada hari ini baru bicara tataran itu, hanya kepentingan perut saja bukan pada perubahan yang sifatnya mendasar dan sifatnya kemudian besar. “Inilah realita,” pungkasnya. [] Teti Rostika

Share artikel ini: