Marak Kekerasan Anak Dalam Keluarga, Siyasah Institute: Tanggungjawab Negara

Mediaumat.info – Maraknya kekerasan dalam keluarga terhadap anak dan yang terbaru adalah kasus di Pontianak Kalimantan Timur yakni meninggal seorang anak umur 6 tahun di tangan ibu tirinya dinilai negaralah pihak yang paling bertanggung jawab.

“Negara tentu saja harusnya menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk masyarakat dan keluarga,” ujar Direktur Siyasah Institute Iwan Januar dalam rilis tulisan yang diterima mediaumat.info, Rabu (28/8/2024).

Menurut Iwan, salah satu faktor yang mempengaruhi hal itu adalah tekanan ekonomi. Kondisi ekonomi nasional yang terus memburuk tidak bisa diabaikan menambah faktor gangguan kesehatan mental banyak keluarga di tanah air, terutama kaum ibu. Sebab, secara umum kaum ibu/para istri yang paling bertanggung jawab mengelola keuangan keluarga. Semakin beratnya beban ekonomi menambah beban pemikiran mereka. Beberapa kali terjadi kasus bunuh diri keluarga dengan ibu sebagai inisiator dilatarbelakangi tekanan ekonomi.

Oleh karena itu Iwan melihat, negara harus turut menjamin kondisi ekonomi keluarga tidak mampu agar tidak semakin jatuh dalam krisis. Negara juga harus memberikan edukasi pada warga agar paham tujuan dan punya kemampuan berumah tangga. Hukum juga harus ditegakkan oleh negara agar tidak terjadi penyimpangan dalam kehidupan rumah tangga.

“Inilah makna pemimpin negara itu adalah penggembala rakyat,” ucap Iwan.

Namun kata Iwan, dalam negara dan masyarakat yang menganut falsafah sekulerisme-kapitalisme, berlaku prinsip survival of the fittest. Rakyat dibiarkan bertarung sendiri menyelesaikan sebagian besar persoalan mereka. Negara justru menambah beban rakyat dengan berbagai pungutan seperti aneka pajak, BPJS, biaya pendidikan dan sebagainya.

“Inilah realita negara dengan ideologi sekulerisme-kapitalisme,” pungkasnya. [] Agung Sumartono

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: