Mediaumat.id – Penahanan atau hukuman 10 tahun penjara mantan imam masjid Imam Masjidilharam Syekh al-Taleb dinilai Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi semakin menegaskan rezim Saudi sebagai rezim diktator.
“Terkait penahanan atau hukuman 10 tahun penjara mantan imam masjid Imam Masjidilharam pertama, kalau kita lihat ini menunjukkan bahwa rezim Saudi sesungguhnya merupakan penegasan kembali keberadaan rezim Saudi sebagai rezim yang diktator,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Kamis (25/8/2022).
Menurutnya, kediktatoran rezim Saudi saat ini semakin meluas. “Tadinya kediktatoran rezim Saudi, siapa pun yang berkuasa, itu terhadap pihak-pihak yang mengkritik posisi kerajaan, pemerintah dalam hal ini. Tapi saat sekarang ini, kediktatoran rezim Saudi ini juga terjadi pada ulama-ulama yang mengkritik liberalisasi kerajaan Saudi di bawah pimpinan MBS,” ungkapnya.
Jadi sebenarnya, kata Farid, yang dilakukan oleh para ulama itu bukan mengkritik kerajaan secara langsung tapi mengkritik ikhtilat (campur baur lelaki dan perempuan bukan mahram) di depan umum.
“Namun ini dianggap sesuatu yang mengancam bagi rezim MBS yang sekarang ini sedang mengampanyekan atau menjalankan liberalisasi Saudi yang itu tampak dari dibolehkannya konser-konser yang berisi ikhtilat antara laki-laki dan perempuan,” jelasnya.
Farid menilai, apa yang dilakukan oleh rezim Saudi terkait liberalisasi itu tidak bisa dilepaskan dari upaya rezim MBS untuk memuaskan dan melayani kepentingan negara-negara Barat. “Kita tahu rezim MBS ini kan sebenarnya rezim yang terbelenggu terutama terkait dengan kasus pembunuhan terhadap Adnan Khashoggi, seorang jurnalis asal Saudi, ini kemudian dijadikan senjata oleh negara-negara Barat terutama Amerika Serikat untuk membelenggu rezim Saudi,” ujarnya.
“Jadi, kita bisa menduga, apa yang dilakukan oleh rezim Saudi ini untuk melayani kepentingan Barat. Bagaimanapun, Barat tentu lebih berkeinginan Saudi berubah menjadi negara liberal atau menjadi negara yang benar-benar sekuler. Meskipun saat sekarang ini rezim Saudi sesungguhnya juga tidak bisa dikatakan sebagai negara yang benar-benar berdasarkan syariat Islam, tapi tampaknya Barat benar-benar ingin menekan Saudi supaya menjadi negara yang liberal dan sekuler sebagaimana negara-negara tetangganya seperti Uni Emirat Arab, Qatar dan sebagainya,” bebernya.
Farid mengatakan, kaum Muslim di Saudi tentu harus melakukan amar makruf nahi mungkar, muhasabah lil hukkam (mengoreksi penguasa) terhadap penguasa Saudi, dan ulama-ulama memang harus menjadi garda terdepan untuk melakukan koreksi itu apapun resikonya. “Dan itu sudah dilakukan oleh sebagian ulama-ulama Saudi sehingga mereka harus mendapatkan ganjaran penjara yang ini benar-benar merupakan tindakan yang zalim,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it