Setiap dari kita pasti punya rasa malu. Malu bersifat naluriah. Artinya malu akan ada jika ada faktor yang mendorongnya,faktor yang merangsangnya. Malu tidak akan ada tiba-tiba begitu saja tanpa ada yang membangkitkannya.
Rasulullah SAW bersabda :
الحياء من الأيمان
Malu itu muncul dari iman
Hadits ini menjelaskan bahwa malu merupakan bagian dari iman, malu lahir karena ada iman yang terpatri dalam diri. Artinya malu akan ada dalam diri jika kita mengimani Allah, jika kita menyadari keberadaan Allah, menyadari keagungan dan kebesaran Allah.
Ketika malu telah tumbuh dalam diri pasti akan melahirkan kebaikan.
الحياء لا يأتي إلا بخير
Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.
Karena itu penting bagi kita untuk membangkitkan rasa malu di dalam diri, kemudian memeliharanya.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
استحيوا من الله حق الحياء
Malu lah kepada Allah dengan sebenar2nya malu.
Para sahabat berkata : alhamdulillah, kami malu sama Allah.
Rasul saw menjawab:
ليس ذاك، ولكن الاستحياء من الله حق الحياء أن تحفظ الرأس وما وعى، والبطن وما حوى، ولتذكر الموت والبلى، ومن أراد الآخرة ترك زينة الدنيا، فمن فعل ذلك استحيا من الله حق الحياء
Bukan itu yang aku maksud. Tapi malu sama Allah dengan sebenar2nya malu adalah anda menjaga kepala dan anggota tubuh yang diwadahinya (mata, telinga,mulut), anda menjaga perut dan anggota disekitarnya (kemaluan). Hendaklah anda selalu mengingat kematian dan kehancuran tubuh di dalam kubur. Siapa yang menginginkan akhirat niscaya dia akan meninggalkan perhiasan dunia. Siapa yang telah melakukan semua itu berarti dia telah malu sama Allah dengan sebenar-benarnya malu. (HR.Hakim, al Baihaqi). Subhanallah.. jika kita memiliki rasa malu sama Allah maka tidak ada maksiat dalam hidup ini. Kita tidak akan berani menentang Allah, Kita tidak akan lancang dengan berbuat maksiat di bumi Allah, karena kita menyadari bahwa kita dihidupkan oleh Allah, diberi kekuatan,diberi kesehatan, diberi fasilitas dalam hidup ini, diberi segalanya hanya oleh Allah.
Sungguh terlalu, hamba yang maksiat di bumi Allah, menentang syariat Allah, mendahulukan hukum manusia dari pada hukum Allah. Tidak punya rasa malu.[]