Majlis Saung Ma’rifat: Buktikan Ketaqwaan dengan Membela Nabi dari Segala Bentuk Penistaan

 Majlis Saung Ma’rifat: Buktikan Ketaqwaan dengan Membela Nabi dari Segala Bentuk Penistaan

Majlis Saung Ma’rifat (MSM), Parung, 29 Nopember 2019, menyelenggarakan pengajian mingguan rutin. Seperti sediakala Majlis yang diri’ayah oleh Ki Sarmili Yahya nampak selalu dihadiri oleh para Ulama, kyai, asatidz, dan muhibbin dari kecamatan Parung, Ciseeng dan sekitarnya.

Tampak hadir diantaranya Ki Sarmili Yahya (Pimpinan Majlis Saung Ma’rifat), KH. Haris Iskandar (Pimpinan MDF al-Islamiy), Ustadz. Syukri Abu Ameera (Dosen UMJ Ciputat), Ustadz. Eko Abu Yusuf (Tokoh Masyarakat), Ustadz Abu Ziyad Taqy (pegiat dakwah), Ustadz Arief Aziz (aktivis dakwah) dan muhibbin saung lainnya.

Dalam kesempatan kajian pekanan tersebut, setelah sebelumnya diawali dengan pembacaan dzikir dan doa yang dipimpin langsung oleh shahibul fadhilah Ki Sarmili Yahya, beliau membahas kitab _Ta’lim Al- muta’allim_ yang sarat dengan pesan-pesan indah penuh hikmah dan menggugah terkait adab dan fadilah menuntut Ilmu.

Dalam kajian kitab _Ta’lim al-muta’allim_, Ki Sarmili mengutip qoul seorang ulama, Syaikh Abu Nashr ash – Shaffar al – Anshariy yang termaktub dalam kitab turats tersebut.

Syeikh Abu Nashr berkata _” Diri oh diri, janganlah mengambil jarak (malas) dari berbuat kebaikan, adil, dan bagus dalam sebuah ketekunan atau perlahan-lahan. Setiap orang yang melakukan amal baik itu banyak yang menyukai (ingin ditiru) “_

Menurut beliau saat ini kondisinya adalah kebalikannya, ketika ada orang yang berbuat baik seperti mengajak kepada kebaikan dan kebenaran Islam (dakwah) tidak sedikit yang malah membencinya. Begitupun yang terjadi saat ini, Rasulullah yang paling berperan dan berjasa mengajarkan kebaikan kepada umat manusia, tak luput dari penghinaan dan penistaan. Sebagaimana penistaan terhadap Nabi yang dilakukan oleh Sukmawati beberapa pekan yang lalu.

Ki Sarmili pun menegaskan kepada jama’ah yang hadir agar tetap Istiqomah dan tidak takut menyampaikan kebenaran Islam.

“Jangan takut ketika kita sendirian, ada Allah yang melindungi, jangan takut tidak punya teman, ada malaikat yang menemani. Jangan pernah takut menghadapi kemungkaran, sebab saat kita takut kepada kemungkaran maka kita akan berani (menentang) kepada Allah SWT. Yang membedakan manusia disisi Allah itu adalah ketakwaannya, Maka buktikan ketakwaan kita dengan membela Nabi dari segala bentuk penghinaan”, tegas Ki Sarmili

Sebelum mengakhiri kalamnya, Ki Sarmili pun menyampaikan keutamaan orang yang mengemban tugas mulia dakwah.

“Dakwah itu ngajak, orang yang ngajak itu orang yang beruntung, sebaliknya yang rugi itu orang yang tidak mau diajak kepada jalan kebenaran. Jangan takut syi’arkan Islam, Allah akan selalu bela kita. Maka jika kita benar-benar beriman kepada Allah, jangan sekali-kali kita mengingkari aturan-Nya”

Adapun shahibul fadhilah Ustadz. Syukri Abu Ameera, menyampaikan kalam terkait mulianya kedudukan Rasulullah SAW.

“Akhir-akhir ini kita diramaikan dengan isu penghinaan terhadap Rasulullah SAW. Padahal Nabi Muhammad SAW sendiri dalam satu hadits menyatakan kemuliaannya diantara para anbiya, Nabi mengatakan ; Adam dan para nabi yang lain nanti akan berada di bawah benderaku di hari kiamat, aku tidak sombong. Ini menunjukan kedudukan Rasulullah SAW yang sangat mulia “_ Papar Ustadz Syukri.

Beliau pun menyitir salah satu ayat Al-Qur’an terkait orang yang melecehkan Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman : “Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman…”_ (TQS at-Taubah [ 9 ] : 66)

Ustadz. Syukri pun menuturkan bahwa bagi kita perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik yang mengolok-ngolok, mereka itu ingin memadamkan cahaya Islam dengan mulut-mulut mereka akan tetapi Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya itu meskipun orang kafir membenci.

Sebagaimana ditegaskan dalam beberapa firman-Nya :
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya” (TQS ash-Shaff [61]: 8).[]

Sumber: shautululama.co

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *