Mediaumat.news – Menanggapi dimasukkannya Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad ke dalam daftar 20 Ekstremis Paling Berbahaya di Bumi, Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi menilai yang paling layak disebut teroris yakni Amerika Serikat.
“Kalau kita bicara tentang teroris dalam pengertian teroris adalah tindakan keji yang melakukan pembantaian, pembunuhan terhadap rakyat sipil dalam jumlah yang besar, menimbulkan korban yang sangat besar dengan senjata-senjata yang canggih, dengan bom yang luar biasa, maka yang paling layak disebut teroris dalam hal ini adalah Amerika Serikat,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Kamis (14/1/2021).
Menurutnya, karena Amerika Serikat yang menggunakan semua itu. “Amerika Serikat yang lebih layak disebut state terrorism,” tegasnya.
Ia menilai bahwa perang melawan terorisme atau war on terrorism adalah perang ala Amerika karena perang ini adalah perang yang ditujukan untuk kepentingan Amerika.
“Sehingga siapa yang disebut teroris, siapa yang tidak, itu akan ditentukan oleh kriteria Amerika. Mahathir Mohamad misalkan, disebut masuk dalam kategori ekstremis yang paling berbahaya karena pernyataan-pernyataannya yang cenderung menolak penjajahan Yahudi atau tidak mendukung LGBT,” ungkapnya.
Menurutnya, semua ini tergantung kepada kriteria Amerika. Termasuk negara-negara atau kelompok mana yang oleh Amerika dimasukkan sebagai teroris seperti Garda Revolusi Iran atau Hamas yang dimasukkan sebagai teroris. Sementara Israel sendiri, negara yang jelas-jelas sebagai penjajah dan melakukan pembunuhan terhadap rakyat sipil Palestina, tidak dimasukkan sebagai teroris.
“Jadi sekali lagi, ini semakin menegaskan perang melawan terorisme itu sebenarnya adalah perang untuk kepentingan Amerika,” tandasnya.
Disamping itu, isu terorisme sering dibarter oleh AS untuk kepentingannya. Sebagai contoh, Sudan yang sebelumnya mereka masukkan sebagai daftar teroris, dicabut dari daftar teroris setelah Sudan mau melakukan normalisasi dengan Yahudi.
“Jadi, kerap kali daftar teroris ini merupakan barter antara AS untuk kepentingan-kepentingannya,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it