Madawi Al-Rasheed: Bin Salman Takut Dibunuh di Dalam Istana

Seorang oposisi dan juga akademisi Saudi, yang tinggal di Inggris, Madawi al-Rasheed, menulis sebuah artikel menyoroti tuduhan yang dibuat oleh miliarder Israel-Amerika, Haim Saban, bahwa Putra Mahkota Kerajaan, Muhammad bin Salman, enggan untuk mempercepat normalisasi dengan “Israel” karena ketakutannya bahwa Iran atau Qatar atau bahkan “rakyatnya sendiri” akan membunuhnya. Madawi meresponsnya bahwa yang pasti sumber ancaman itu bukan salah satu dari tiga lingkaran yang disebutkannya. Dia menekankan bahwa ketakutan bin Salman berasal dari dalam istana.

Berkenaan dengan normalisasi, dia mengatakan bahwa masalah Palestina tidak ada di meja perselisihan internal antara anggota keluarga kerajaan, dan pengumuman normalisasi Riyadh bukanlah hal yang sangat penting bagi mereka. Dia mengatakan bahwa Muhammad bin Salman bisa meraih manfaat yang lebih besar dalam proses normalisasi dengan “Israel” tanpa perlu ada hubungan terang-terangan yang mengakibatkan berkibarnya bendera “Israel” di langit Riyadh. Sebab dia bisa bekerja di belakang layar, menggunakan pengaruhnya, dan berjanji untuk memberikan penghargaan finansial untuk membawa dan menarik lebih banyak negara Arab ke poros “Israel” di kawasan Timur Tengah. Juga dengan menggunakan institusi medianya untuk merongrong dukungan publik Arab bagi warga Palestina hingga mencapai titik kritis di mana normalisasi Saudi menjadi kenyataan yang tidak akan mengorbankan nyawanya atau merusak legitimasi rezim Saudi. Madawi berkata, bahwa secara alami ada banyak orang di Arab Saudi yang terus menentang normalisasi dengan “Israel”, tetapi mereka secara bertahap mengalami apa yang tampak seperti indoktrinasi intens sampai mereka menerima normalisasi.

Madawi berkata, yang benar adalah bahwa Muhammad bin Salman sangat takut dirinya dibunuh di dalam istana. Skenario terburuk baginya adalah menjadi raja yang menghancurkan konsensus dalam keluarga penguasa dan menghina sekelompok pangeran saingannya. Rakyat Saudi tidak pernah secara historis membunuh anggota keluarga kerajaan. Semua pembunuhan yang terjadi di dalam kerajaan dilakukan oleh anggota keluarga Saud, sejak abad kesembilan belas. Dia menyatakan bahwa pembunuhan terakhir yang terjadi pada tahun 1975, ketika Raja Faisal ditembak oleh keponakannya, semuanya merupakan pembunuhan di dalam keluarga, yang didorong oleh balas dendam, atau pengkhianatan dan persaingan untuk mendapatkan kekuasaan di dalam keluarga kerajaan. Inilah yang sangat ditakuti oleh Muhammad bin Salman. Namun dia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada yang terlihat dari antara pangeran yang percaya bahwa Muhammad bin Salman adalah ancaman bagi keluarga, dan jika itu terjadi, maka ancaman akan meningkat … tetapi anggota keluarganya mungkin akan kehilangan kesabaran ketika dia akhirnya menjadi raja. [Al-Waie (Arab), Edisi 412, Tahun ke-35, Jumadil Ula 1441 H. – Desember 2020 M.]

Share artikel ini: