Ma’al Hadits Syarif: Gelar untuk Waliyul Amri, Pemimpin Kaum Muslim

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahīh-nya, dengan berkata telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al-Handlali telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami Al-Auza’i dari Yazid bin Yazid bin Jabir dari Ruzaiq bin Hayyan dari Muslim bin Qaradlah dari ‘Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

«خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ: لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ»

Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka.” Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?” Beliau bersabda: “Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik, maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepaskan ketaatan kepada mereka.

Saudaraku Tercinta:

Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi gelar penguasa dalam sistem Khilafah dengan gelar: “Al-Imam”

Juga terdapat hadits shahih yang isinya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi gelar penguasa dalam sistem Khilafah dengan gelar: “Khalifah”. Dalam banyak hadits yang di antaranya adalah apa yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahīh-nya dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا بُويِعَ لِخَلِيفَتَيْنِ فَاقْتُلُوا الْآخَرَ مِنْهُمَا»

Jika dibaiat dua orang Kahlifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.

Sebagaimana para sahabat telah berijmak tentang bolehnya penyebutan Khalifah dengan Amirul Mukminin. Al-Hakim meriwayatkan dalam Al-Mustadrak dari Ibnu Syihab Al-Zuhri, bahwa Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah … Beliau menulis surat: “Dari Khalifah (pengganti) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”, pada zaman Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu? Kemudian Umar radhiyallahu ‘anhu di awal kekhilafahannya menulis: “Dari Khalifah (pengganti) Abu Bakar”. Jadi, kalau begitu siapa yang pertama menulis: “Dari Amirul Mukminin”?

Telah menceritakan kepadaku Al-Syifa’, dia adalah salah satu wanita pertama yang berhijrah, bahwa Umar bin Al-Khattab radhiyallahu, menulis kepada gubernur Irak, untuk mengirimnya dua orang laki-laki yang kuat,untuk ditanya tentang Irak dan penduduknya. Pejabat itu mengutus Lubaid bin Rabi’ah dan ‘Adi bin Hatim kepada Umar. Keduanya lalu menuju Madinah dan masuk masjid Nabawi. Kedua orang tadi bertemu dengan ‘Amr bin ‘Ash. Mereka berkata: “Bantulah kamu meminta izin, wahai ‘Amr, agar kami dapat bertemu dengan Amirul Mukminin.” ‘Amr berkata: “Demi Allah, nama yang kalian berdua katakan sangat cocok untuk Umar. Dia Amir (pemimpin) sedang kami orang-orang beriman.” Kemudian ‘Amr masuk menemui Umar, Amirul Mukminin. Dia berkata: “Assalamu’alayka wahai Amirul Mukminin.” Umar berkata: “Apa yang terbetik dibenakmu dengan nama ini, wahai Ibnu ‘Ash? Beritahukanlah kepadaku apa yang mendorongmu memanggilku dengan sebutan tadi.” ‘Amr memberitahukan apa yang terjadi, dan dia berkata: “Lubaid bin Rabi’ah dan ‘Adi bin Hatim datang, lalu keduanya menderumkan untanya di halaman masjid. Keduanya berkata kepadaku: Bantulah kamu meminta izin, wahai ‘Amr, agar kami dapat bertemu dengan Amirul Mukminin. Sungguh keduanya benar dengan memberi nama yang cocok untukmu. Kami orang-orang beriman dan kamu Amir (pemimpin) kami.” Dan sejak saat itulah surat-surat yang dikirimkan Umar bin Khatthab menngunakan nama tersebut. Al-Syifa’ adalah nenek Abu Bakar bin Sulaiman. Kemudian gelar itu dipakai terus oleh Khalifah sesudahnya di masa sahabat dan generasi sesudahnya ….” Menurut riwayat ini, bahwa Umar digelari “Amirul Mukminin”, di mana peristiwa tersebut dilihat dan didengar oleh para sahabat tanpa ada seorang pun yang menyangkalnya. Sehingga ini menjadi ijmak mereka.

Saudaraku Tercinta:

Dari uraian di atas, bahwa Ulil Amri (pemimpin) kaum Muslim dapat digelari dengan gelar Khalifah, Imam, atau Amirul Mukminin … Setiap gelar memiliki dalil syar’iy yang menunjukkan keabsahannya. Namun gelar Khalifah adalah yang paling aku sukai dan paling dekat dengan diri saya karena mengingatkan kita pada masa lalu kita yang mengakar, yang membuat kita merasa mulia dan terhormat, serta membuat kita sangat rindu dan berjuang keras untuk mengembalikannya lagi. Gelar itulah yang selalu menjadi teror di hati musuh-musuh Allah, yang membuat mereka tidak bisa tidur. Khalifah itulah yang suatu hari akan mengingatkan mereka pada kekalahan yang pernah mereka derita di hadapan para Khalifah kaum Muslim pertama di era Khilafah yang cemerlang. Jadi, ketika Allah telah memberi wewenang kepada kita untuk mengembalikan Khilafah … maka kita akan kembali memanggil Ulil Amri (pemimpin) kami dengan gelar Khalifah, agar orang-orang kafir mati dalam kemarahannya, dan mereka akan menderita atas apa yang telah mereka lakukan yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghapus gelar itu dari keberadaannya, sayang apa yang mereka lakukan hanyalah fatamorgana di sebuah lembah … Jika yang perkasa (Khalifah) itu bangkit, maka wibawa dan dominasinya akan kembali lagi, dengan demikian ketakutan akan menghantui kekufuran dan orang-orang kafir …. Ya Allah, segerakanlah datangnya hari kemuliaan itu kepada kami, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pemurah. []

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 19/2/2022.

Share artikel ini: