Ma’al Hadits al-Syarif: Siapapun yang Tidak Mencari Rahmat Allah dengan Berjuang untuk Perubahan, Seperti Orang yang Mencari Kemarahan-Nya dengan Mengabaikan Rahmat-Nya

 Ma’al Hadits al-Syarif: Siapapun yang Tidak Mencari Rahmat Allah dengan Berjuang untuk Perubahan, Seperti Orang yang Mencari Kemarahan-Nya dengan Mengabaikan Rahmat-Nya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لَمَّا قَضَى اللَّهُ الخَلْقَ، كَتَبَ عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ: إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي»

Ketika Allah menetapkan penciptaan, Dia tulis di sisi-Nya di atas arsy-Nya, “Rahmat-Ku lebih mendominasi kemurkaan-Ku’.” (HR. Muslim).

Wahai saudara tercinta:

Ketika Allah SWT menciptakan ciptaan, maka Dia memberkatinya dengan ciptaan yang besar, yaitu ciptaan yang berupa rahmat. Rahmat ini berasal dari nama-Nya, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Melalui rahmat ini, seseorang dapat hidup, tumbuh dan berkembang, sebaliknya tanpa rahmat, seseorang akan celaka dan terhina, sebagaimana Nabi SAW bersabda:

«لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍ»

Rahmat tidak akan dicabut kecuali dari orang yang celaka.” (HR. Tirmidzi).

Rahmat Allah SWT itu luas meliputi segala sesuatu, dimulai dengan penciptaan kita, kemudian diikuti dengan memberi kita petunjuk ke jalan yang lurus. Seorang mukmin sejati memiliki bagian dari kualitas ini sebanding dengan cintanya kepada Nabi SAW, dan juga sebanding dengan sejauh mana komitmen dan keterikatannya dengan syariah yang dibawanya. Rasulullah SAW merupakan rahmat terbaik yang Allah SWT karuniakan kepada kita. Sebagaimana firman-Nya:

]وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ[

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (TQS. Al-Anbiya’ [21] : 107).

Wahai kaum Muslim:

Termasuk rahmat-Nya yang dikaruniakan kepada kita, bahwa diturunkan kepada kita Al-Qur’an, di mana kita membacanya dan menerapkan hukum-hukumnya; juga diturunkannya kepada kita sistem kehidupan sempurna dan terperinci, yang mencakup semua aspek kehidupan, untuk mengatur perilaku manusia, yang dengannya manusia mengawasi perbuatan dan perkataannya, makanan dan minumannya, hidup dan matinya, serta dengannya manusia menjalani kehidupan sosial, politik dan ekonominya, dan melaluinya manusia merindukan akhirat, sehingga dengannya manusia memuaskan kebutuhan-kebutuhan spiritualnya dan meninggalkan kebinatangannya.

Sayangnya, sistem kehidupan ini telah menghilang dari realitas kehidupan hari ini, digantikan oleh sistem busuk, yang mengeluarkan manusia dari kemanusiaannya, dan menjadikannya budak bagi nalurinya, sehingga hidupnya menjadi kesengsaraan dalam kesengsaraan yang tidak ada istirahat bagi raga, dan tidak ada ketentraman bagi jiwa. Maka di sinilah rahmat Allah SWT datang untuk meminta kita supaya berjuang untuk menerapkan hukum-hukum Allah, dan menerapkan Islam dalam realitas kehidupan, serta berjuang mewujudkan seseorang yang akan menerapkannya jika tidak ada, seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Akankah kaum Muslim menyadari rahmat Allah yang besar atas mereka? Akankah mereka berjuang untuk mewujudkan seseorang yang akan menerapkan Islam dalam kehidupan? Akankah mereka meminta rahmat dari-Nya dengan berjuang bersama mereka yang telah memperjuangkan berdirinya kembali Khilafah ‘ala minhājin nubuwah? Siapa pun yang tidak mencari rahmat Allah dengan berjuang untuk perubahan, maka seolah-olah dia mencari kemarahan-Nya dengan mengabaikan rahmat-Nya.

Ya Allah, segerakan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan menyatukan kaum Muslim, serta yang akan mengakhiri bencana dan mala petaka yang sejauh ini menyelimuti mereka. Ya Allah, terangi bumi dengan nur (cahaya)-Mu yang mulia. Allahumma āmīn! []

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 19/06/2021.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *