Dari Abu Darda’ yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ»
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang tengah berjauhan, melainkan malaikat akan mendoakannya pula: ‘Dan bagimu kebaikan yang sama’.” (HR. Muslim).
Wahai saudara tercinta:
Kami berada di depan potret yang indah dan mengagumkan dari Islam yang agung, potret yang mencakup banyak kebaikan, yang akan diperoleh oleh yang berdoa dan yang didoakan. Islam senantiasa mengajarkan kepada kita bahwa hubungan antara seorang Muslim dengan seorang Muslim yang lain adalah sebuah hubungan persaudaraan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “(seorang Muslim) yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama Muslim)”, sungguh ini mengajarkan kita untuk peduli pada orang lain, bahkan ia adalah puncak perasaan pada orang lain; sedang sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “yang tengah berjauhan” adalah agar kita mengedepankan kejujuran dan keikhlasan dalam berdoa. Oleh karena itu, sebagian ulama salaf ketika mereka ingin berdoa kebaikan untuk dirinya sendiri, maka mereka mendoakan kebaikan untuk saudaranya sesama Muslim dengan doa itu, karena yang demikian itu yang mustajabah (dikabulkan), sehingga mereka mendapatkan kebaikan seperti pada yang didoakannya.
Wahai kaum Muslim:
Sungguh betapa besarnya kebutuhan kita pada doa tersebut, terutama untuk saat ini, ketika materi telah menguasai segalanya, dan manusia hanya mementingkan dirinya sendiri dan kesenangannya? Sungguh betapa besarnya kebutuhan kita untuk peduli satu dengan yang lain, sehingga ketika kita mendoakan kebaikan untuk diri kita sendiri, maka itu dilakukan dengan mendoakan kebaikan pada orang lain? Sungguh betapa besarnya kebutuhan kita pada akhlak yang tinggi ini untuk menghancurkan berhala peradaban materialis dalam diri kita, dan menghapus jejak utilitarianisme dan kapitalisme serakah yang merasuki kita, sehingga kita menjadi seperti budak yang dikendalikan di bawah aturannya? Ya, ini adalah keadaan umat selama berabad-abad setelah tiadanya Khilafah yang mengurusi aturan-aturan ini, setelah diterapkannya aturan-aturan selain aturan-aturan Allah, dan setelah tiadanya Khalifah bagi kaum Muslim di dunia ini, akibatnya umat menjadi seperti anak ayam yang kehilangan induknya dan hidupnya tidak terurus. Untuk itu, betapa besarnya kebutuhan kita pada keberadaan seorang pemimpin dan Khalifah yang menerapkan aturan dan akhlak tersebut di tengah-tengah kita, sehingga kejayaan dan kemuliaan umat ini dapat dikembalikan lagi? Mari kita berjuang untuk mewujudkannya, dan kita mendoakan kebaikan padanya, di tengah ketiadaannya, semoga doa kita diamini oleh malaikat, dan semoga malaikat mendoakan kebaikan yang sama pada kita dan Anda.
Ya Allah, segerakan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan menyatukan kaum Muslim, serta yang akan mengakhiri bencana dan mala petaka yang sejauh ini menyelimuti mereka. Ya Allah, terangi bumi dengan nur (cahaya)-Mu yang mulia. Allahumma āmīn! []
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 26/05/2021.