Telah menceritakan kepadaku Malik dari Suhail bin Abu Shalih dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا سَمِعْتَ الرَّجُلَ يَقُولُ هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ»
“Jika engkau mendengar seorang laki-laki mengatakan; ‘Semoga orang-orang itu binasa’ maka dialah orang yang paling binasa dari mereka.” (Muwaththa’ Malik, 1806).
Hadis yang mulia ini terkait dengan logika bicara, dan apa yang harus keluar dari lisan manusia yang memiliki kesadaran sempurna. Hadis ini melarang ucapan yang membuat orang frustrasi, dan mencela keadaan. Jika seseorang benar-benar optimis, maka optimisme itu tampak dalam bicara, logika dan retorikanya. Jika seseorang itu pesimis, maka ia banyak mengeluh, bicaranya tampak begitu frustasi, dan tedak jarang membuatnya putus asa, wal iyadz billah, bahkan sebab bicaranya itu, tidak hanya dirinya yang semakin frustrasi, namun membuat orang lain juga ikut frustrai. “Barangsiapa yang berkata kepada manusia bahwa mereka binasa, maka sungguh ia adalah orang yang paling binasa”.
Allah subhanahu wa ta’ala mendorong kita agar menjadi orang-orang yang menyenangkan bukan menakutkan, dan yang membangun optimisme bukan pesimisme. Semua harapan kita disandarkan kepada Allah, dan senantiasa bertawakal kepada-Nya, tidak pernah merasa putus asa dan pesimis. Sungguh, Islam datang membawa harapan dan cita-cita jiwa hinga menjulang tinggi, namun tetap menggantungkan kepercayaannya kepada Sang Pencipta Pemilik Kekuatan yang tidak tertandingi, sehingga menjadikan semua kekuatan dan harapan bertumpu kepada-Nya. Kebenaran pasti akan menang dan memimpin, sebaliknya kezaliman dan kebatilan pasti akan lenyap dan musnah. Semua ini bukan mimpi, dan pasti akan terjadi. []
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 11/02/2020.