Lutfi Sarif : Amerika Bendung Kekuatan Islam di Asia Pasifik

Dengan semakin meningkatnya eksistensi militer Amerika Serikat ke kawasan Asia, pasti menimbulkan masalah baru di negara-negara Asia Pasifik.

“Tentu Amerika Serikat nampaknya akan melakukan politik pembendungan terhadap munculnya kekuatan Islam di Asia Pasifik dan ancaman Cina.” Ungkap direktur CAF Lutfi Sarif Hidayat dihubungi wartawan BERKIBAR NEWS (18/9).

Lutfi mengatakan bahwa Islam saat ini sebagai ideologi secara nyata bertentangan dengan ideologi kapitalisme yang diusung oleh AS.

“Setelah komunisme runtuh, satu-satunya musuh ideologis AS di Indonesia adalah Islam. Islam ideologis inilah yang oleh Barat sering disebut dengan fundamentalis, radikal, dan militan; dengan ciri-ciri utamanya adalah menolak sistem kapitalisme dan ingin menegakkan syariat Islam secara menyeluruh dalam sebuah negara.” Kata dia.

Lanjut dia, langkah intervensi AS melalui undang-undang ditempuh dengan maksud membungkam suara penentangan atas kebijakan luar negeri Barat dan melaksanakan kebijakan kontra-terorisme yang menganggu masyarakat Muslim.

“Tujuannya adalah membungkam suara tidak setuju atas kebijakan luar negeri Barat dan dukungan umat Islam atas pelaksanaan syariah yang membuat pemerintahan di Barat gerah. Tujuan keseluruhannya adalah mencegah munculnya kembali Kekhilafahan Islam ideologis yang akan menantang hegemoni negara-negara kapitalis Barat atas sumberdaya dunia dan urusan global.” Kata dia.

Lutfi menilai, Umat Islam telah menyaksikan realitas kemunafikan dan pengabaian terhadap keadilan dan kehidupan manusia secara terang-terangan yang telah dipertontonkan negara-negara demokratis kepada dunia melalui kebijakan luar negeri kolonial mereka yang brutal.

“Karenanya, banyak yang kemudian menolak nilai-nilai sekular dan kembali pada Islam dan syariah sebagai pandangan hidup yang membentuk kehidupan individu dan keluarganya sampai negaranya. Dengan melemahnya AS, sebetulnya merupakan kesempatan bagi umat Muslim di dunia untuk membebaskan dirinya dari neo-imperialisme.” Tegas Lutfi.

Lutfi mengatakan bahwa sekarang waktu bagi Indonesia juga negeri-negeri muslim untuk memutuskan nasibnya sendiri dan menolak kebijakan dan sistem yang selalu bergantung kepada AS, dan di saat AS saat ini masih terlalu sibuk dalam mengurusi dirinya sendiri, apalagi masih harus melindungi boneka-bonekanya di luar negeri.

“Kalau tidak sekarang, lalu kapan?” pungkasnya. []

Sumber: berkibarnews.com

Share artikel ini: