Mediaumat.news – Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bahwa Indonesia mulai keluar dari resesi dinilai sebagai pernyataan yang tidak tepat.
“Kalau definisi dan yang dimaksudkan kata ‘keluar’ itu adalah selesai resesi maka pernyataan tersebut tidak tepat. Tetapi jika yang dimaksudkan pertumbuhan ekonomi triwulan III lebih baik dari triwulan II itu ada benarnya,” ujar Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman kepada Mediaumat.news, Jumat (13/11/2020).
Memang, pertumbuhan ekonomi dari kuartal 3 lebih baik dari kuartal 2. Namun, tetap kondisi ekonomi sejatinya sedang resesi.
“Pertumbuhan ekonomi triwulan III sekarang ini masih terkontraksi minus 3.49% (yoy) maka sejatinya kondisi ini memastikan ekonomi saat ini sedang resesi. Karena berturut-turut dalam 2 kali triwulan pertumbuhan ekonomi minus (di bawah nol) year on year (yoy). Tetapi angka pertumbuhan ekonomi triwulan III lebih baik daripada triwulan II (q to q) bukan menjadi indikator melihat resesi meskipun pertumbuhan ekonomi cukup baik mencapai 5.32 persen (q to q),” bebernya.
Hal tersebut ia nilai karena menurutnya, pertumbuhan ekonomi q to q tidak bisa dijadikan indikator keluar dari resesi.
“Tidak tepat pernyataan bahwa angka capaian q to q menjadi indikator keluar dari resesi. Namun akan sangat tepat apabila di triwulan IV di atas nol capaian pertumbuhan ekonominya,” pungkasnya.[] Billah Izzul Haq