Lima Polisi Surabaya Pesta Narkoba, Begini Komentar Pengamat Sospol

 Lima Polisi Surabaya Pesta Narkoba, Begini Komentar Pengamat Sospol

Mediaumat.news – Terkait tertangkapnya lima anggota Polrestabes Surabaya saat pesta narkoba, Pengamat Sosial Politik Iwan Januar mencemaskan bila narkoba ini bisa menjadi budaya dan jaringan di institusi mana pun, termasuk kepolisian.

“Selain merusak citra kepolisian dan mempertebal distrust (ketidakpercayaan) pada institusi kepolisian, yang dicemaskan bila narkoba ini bisa menjadi budaya dan jaringan di institusi mana pun, termasuk kepolisian.” ujarnya kepada Mediaumat.news, Ahad (2/5/2021).

Menurut Iwan, institusi Polri harus berbenah dengan serius. Sebab jumlah anggota Polri yang terlibat narkoba dari tahun ke tahun selalu ratusan, tidak pernah di bawah seratus. Di tahun 2019 misalnya mencapai 515 orang. Di tahun 2020, Polri memecat 113 anggotanya.

Iwan memandang, persoalan narkoba ini kompleks. Terkait itu, ia memiliki tiga catatan penting. Pertama, Indonesia sudah puluhan tahun jadi sasaran kartel narkoba, bahkan hingga ke dalam lapas-lapas dan dikendalikan dari lapas-lapas. Bahkan belakangan, aparat kepolisian juga terlibat bahkan menjadi pengedar narkoba.

Kedua, kualitas aparat kepolisian ditentukan oleh input personil dan pola pembinaan. Aparat keamanan bukan saja perlu kualitas skill teknis sebagai polisi, tapi juga ketahanan mental. Dia kebal suap, kebal godaan narkoba dan sebagainya.

“Terus terang, yang bisa menguatkan mental aparat itu hanya ajaran Islam,” ucapnya.

Tentu saja bukan pembinaan sebatas ibadah, seperti zikir dan wirid, tapi juga penguatan karakter aparat kepolisian sehingga punya kekuatan iman dan takwa. “Kalau ini berhasil, aparat pasti berkualitas fisik dan mentalnya,” beber Iwan.

Ketiga, soal penegakan hukum. Ia melihat, sampai hari ini sanksi untuk pengedar dan pemakai narkoba masih jauh dari menimbulkan efek jera. Apalagi sekarang ada sanksi berupa rehabilitasi. Mesti ada sanksi yang keras dan tegas.

“Kita menunggu implementasi Kapolri yang bilang anggota yang terlibat narkoba akan ‘dibinasakan’. Kita tunggu, apakah ini dilakukan dan seperti apa maksudnya ‘dibinasakan’? Kalau masih begini-begini saja, upaya membersihkan narkoba dari tubuh kepolisian adalah halusinasi,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *