Liberalisasi Saudi, Kebodohan MbS yang Luar Biasa

Mediaumat.id – Upaya liberalisasi Arab Saudi yang dikomandoi oleh Muhammad bin Salman (MbS) dinilai Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi sebagai kebodohan yang luar biasa. “Ketika MbS sekarang ini menginginkan liberalisasi Saudi untuk kebangkitan Saudi, ini adalah suatu kebodohan yang luar biasa,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Jumat (2/12/2022).

Salah satu gebrakan yang dilakukan oleh MbS sebagaimana disiarkan CNN Indonesia adalah festival musik. Setiap musim dingin, ratusan ribu warga Saudi pergi ke gurun untuk menyaksikan artis top Barat dan Arab. Campur baur laki-laki dan perempuan menjadi fenomena yang lazim di era MbS.

Menurut Farid, kalaulah liberalisasi Saudi itu dianggap membawa kemajuan bagi Saudi, tetapi fakta-fakta di depan mata menunjukkan kegagalan. Bukan hanya di negeri-negeri Muslim namun di negara-negara Eropa.

“Liberalisasi telah membawa kerusakan ekonomi, kerusakan keluarga, kerusakan sosial budaya dan telah menimbulkan banyak masalah bahkan di negara-negara Eropa dan negara-negara Amerika Serikat sendiri,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Farid, liberalisasi tidak lain hanyalah untuk mengikuti keinginan negara-negara Barat terutama AS yang ingin menghancurkan negeri-negeri Islam, termasuk ingin menghancurkan Saudi.

“Bukankah selama ini AS sudah menekan Saudi, mengendalikan Saudi secara politik dan ekonomi? Sekarang ini Amerika tampaknya tidak hanya ingin secara ekonomi dan politik, tapi benar-benar menghancurkan Saudi juga dari aspek sosial budayanya, aspek keluarganya,” jelasnya.

Kembali kepada Islam

Menurut Farid, jika kaum Muslim ingin bangkit, maka seorang Mukmin harus benar-benar kembali kepada Islam sebagai ideologi mereka.

“Adapun yang dilakukan Saudi selama ini kenapa tidak membangkitkan Islam, karena yang dilakukan Saudi itu baru sebatas aspek ritual dan aspek ibadah dan sebagian aspek muamalah,” jelasnya.

Saudi tidak benar-benar menerapkan syariat Islam secara kaffah, secara totalitas. Di samping itu, Saudi terjebak pada negara nasionalisme atas nama Kerajaan Saudi.

“Padahal negara yang akan bangkit itu adalah negara yang berdasarkan Islam dan menyatukan negeri-negeri Islam di seluruh dunia, bukan berdasarkan ikatan-ikatan kabilah seperti yang ada pada Saudi,” tegas Farid.

Ikatan nasionalisme itulah yang, menurut Farid, membawa kemunduran bagi Saudi Arabia.

“Kalau ingin umat Islam bangkit, yang harus dirujuk itu adalah bagaimana Rasulullah SAW bangkit dengan Islam, dengan menerapkan seluruh syariat Islam dan menyebarluaskan syariat Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad fisabilillah,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini: