Mediaumat.id – Pernyataan Menkopolhukam Mahfudz MD yang membolehkan panggung buat LGBT ketika Deddy Corbuzier mengundang pasangan gay di podcast miliknya dengan alasan ini negara demokrasi, mendapat tanggapan dari Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY).
“Bila dengan alasan demokrasi, panggung buat LGBT boleh, kenapa buat khilafah dilarang? Bila untuk maksiat boleh, kenapa untuk taat kepada Allah tidak boleh, malah dicap dengan aneka sebutan radikal dan sebagainya?” tuturnya kepada Mediaumat.id, Rabu (11/5/2022).
Menurutnya, ini menunjukkan rusaknya mindset para penganut demokrasi. “Serusak demokrasi itu sendiri,” tegasnya.
UIY menilai, demokrasi memang paham rusak. Di satu sisi, memberikan kebebasan luar biasa kepada liberalisme, bahkan sampai pada tingkat menuhankan kehendak rakyat, tapi di sisi lain begitu membenci Islam. “Liberalisme itulah yang membuat demokrasi tak kuasa menahan segala hal seperti riba, LGBT, seks bebas dan lainnya, berkembang di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan sistem semacam ini sangat berbahaya, karena akan menjauhkan umat Islam dari taat kepada Allah. “Dan secara faktual akan menyuburkan kemaksiatan yang pada gilirannya akan menimbulkan fasad atau kerusakan di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Bagi umat, menurut UIY, tidak ada pilihan lain kecuali sistem Islam dengan penerapan syariah secara kaffah. Syariahlah sebagai tolok ukur, yang halal dibolehkan sedang yang haram —apa pun bentuknya— dilarang.
“Dengan cara itu, insyaAllah akan terbentuk baldah thayyibah wa rabbun ghafur, dengan harkat, martabat, harta dan jiwa manusia akan terlindungi secara nyata,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it