Lebih Penting Tingkatkan Kemampuan Ulama daripada Sertifikasi
Mediaumat.info – Berbicara terkait sertifikasi pendakwah yang diterapkan di Indonesia, Pemimpin Redaksi Majalah al-Wai’e dan Direktur Forum on Islamic World Studies Farid Wadjdi menyatakan yang lebih penting adalah meningkatkan kemampuan para penceramah dan para mubaligh.
“Yang perlu dilakukan itu sebenarnya adalah bagaimana meningkatkan kemampuan para penceramah kita, para mubaligh kita,” ujarnya dalam Segmen Sorotan Dunia Islam: Sertifikasi Pendakwah, Rabu (18/12/2024) di Radio Dakta.
Caranya, jelas Farid, bisa dengan melakukan pelatihan-pelatihan atau kajian-kajian yang lebih mendalam khusus untuk penceramah atau mubaligh. Dan hal itu tentu itu bukan harus dilakukan oleh negara atau oleh pemerintah, tapi itu bisa dilakukan oleh ormas-ormas Islam atau pusat-pusat kajian Islam.
“Itu yang sebenarnya lebih penting daripada urusan sertifikat ini, karena kalau urusan sertifikat seringkali kemudian memiliki motif politik ujung-ujungnya nanti penceramah yang tanda kutip ya sering melakukan muhasabah lil hukam, mengoreksi penguasa yang keliru itu kemudian tidak diberikan sertifikat dan dan sebagainya,” jelasnya.
Farid juga mengaku setuju apabila sertifikasi ulama itu dimaksudkan agar penceramah-penceramah yang ada di masyarakat memiliki kualitas dan pemahaman agama yang baik, memiliki nafsiah islamiah yang tinggi atau kepribadian Islam yang tinggi.
Namun, Farid tidak setuju kalau kemudian sertifikasi itu dimaksudkan untuk menyeleksi penceramah mana yang pantas dan mana yang tidak sedangkan penyeleksiannya ada banyak kepentingan. Sebab sudah jamak diketahui bahwa usulan pembuatan sertifikat untuk penceramah ini digunakan untuk memperkuat moderasi beragama.
“Nah, ini yang sebenarnya tidak kita inginkan ya, ketika sertifikasi itu menjadi semacam alat politik untuk menyeleksi mana penceramah yang dianggap sejalan dengan kebijakan penguasa atau tidak,” ucap Farid.
Farid menilai, yang terpenting itu sebenarnya bukan sertifikatnya atau sertifikasinya. Karena sertifikat juga tidak memberikan jaminan akan kemampuan ulamanya. Apalagi dengan wilayah Indonesia yang sangat luas ini dan dengan masyarakat yang sangat beragam maka akan sangat kesulitan menjalankan program sertifikasi ini.
“Kita bisa bayangkan kalau masyarakat yang di kampung-kampung itu, di sana ada ustadz-ustadz yang ada di kampung juga harus disesertifikasi ya, ini tentu akan menjadi kendala tersendiri,” pungkasnya.[] Agung Sumartono
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat