Oleh: Muh. Amin
Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw, keluarga beliau, para sahabat beliau dan orang yang loyal kepada beliau, serta orang yang mengikuti beliau dan menyusuri jejak langkah beliau, sehingga ia menjadikan akidah islamiyah sebagai asas untuk pemikirannya dan hukum-hukum syara’ sebagai standar untuk perbuatannya dan sumber untuk hukum-hukumnya.
Tak seorang muslimpun kecuali dia rindu melihat Ka’bah, berthawaf dan shalat di sisinya, melaksanakan umrah dan haji. Kaum muslimin datang mengunjungi rumah Allah yang mulia dari segala penjuru bumi dan negeri. Sepuluh hari pertama Dzulhijjah sebentar telah mendatangi kita. Banyak kafilah mulia telah tiba di Masjidil Haram. Sudah sepantasnya kita bersiap diri untuk meraih karunia-karunia Allah di dalamnya. Bersemangatlah untuk memanfaatkan hari-hari tersebut. Mari kita biasakan amal-amal shalih agar kita sudah siap dan terbiasa menjalankan kebaikan. Jangan telantarkan kesempatan tersebut dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi yang jelas perbuatan dosa.
Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 27-28)
Sambutan luar biasa sepanjang zaman untuk ibadah haji ini adalah pengabulan doa Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam yang dipanjatkan ketika meninggalkan Istri dan anaknya di lembah Makkah atas perintah Allah.
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Di bulan Dzulhijah Allah telah mengaruniai kita dengan mengantarkan kita ke bulan ketaatan, pembebasan dan kemenangan. Kita harus bersungguh-sungguh dan kerahkanlah segenap daya upaya dalam bertaqarrub kepada Allah SWT. Mengambil sikap mulia yang membuat ridha Rabb semesta alam, membebaskan tanggungan dan membebaskan umat dari berbagai musibah yang mendera mereka, dan mengarahkan umat menghadapi konspirasi global untuk menghancurkan kekuatan umat dan menghalangi kembalinya negara umat serta untuk memaksakan kelanjutan kontrol terhadap umat.
Kita telah dituntut untuk melakukan berbagai ikhtiar. Berbagai bencana yang terjadi di Irak, derita yang menimpa kaum Muslimin di Suriah, pendudikan masjid al-Aqsa di Palestina, pembantaian terhadap kaum Muslimin di Afrika Tengah dan pendudukan, pembunuhan, pengusiran, pelanggaran kehormatan dan kesucian; semua itu tidak akan terjadi seandainya kaum Muslimin memiliki system dan pemimpin yang adil berdasarkan syariah Islam. Semua itu niscaya tidak terjadi seandainya kaum Muslimin memiliki seorang pemimpin yang loyal memelihara berbagai urusan mereka dan membela mereka dan berbagai kemaslahatan mereka.
Umat telah merasakan banyak penindasan dan penderitaan atas berbagai konspirasi, tekanan, embargo dan makar yang dialamatkan terhadap mereka sampai mereka mendatangkan kehinaan di dalam agama mereka. Lalu mereka membungkuk di hadapan barat yang dengki dan konspirastif. Karena itu, umat Islam harus tegas, kuat dan jelas dengan berkata tidak untuk berbagai tipu daya penjajah, dan menolak suap untuk membungkam mulut tokoh-tokoh umat. Maka solusi-solusi barat harus ditolak. Kesepakatan penjualan aset-aset rakyat harus dihentikkan, keagenan dan pengkhianatan kepada rakyat harus distop. Kepalsuan demokrasi harus ditolak. Kita perlu membongkar rencana-rencana kotor barat, menerima jalan Islam yang lurus, dan meletakkan tangan kita di atas tangan para penolong agama Allah, para ulama dan aktivis yang bersih dan tulus hingga Allah menetapkan atas tangan-tangan kita kemenangan dan peneguhan di muka bumi. []