Kyai Pejuang Itu Telah Pergi

Kematian itu pasti. Karena itu, sampai al-Qur’an menyebutnya, dengan istilah, “al-yaqin”. Ketika kematian itu pasti, maka kita semua tinggal menunggu giliran. Siap, atau tidak

Orang yang cerdas adalah orang menyiapkan kematian dengan sebaik-baik bekal. Seluru amal kita selama hidup adalah bekal kita. Meski tidak semua amal itu merupakan amal shalih

Maka, siapa saja yang menyadari akan mati, tak ada pilihan lain, kecuali menyiapkan kematiannya dengan amal shalih. Hanya itu. Kepayahan, capek, letih, lelah dan sabar dalam ketaatan semua dilalui karena persiapan ke sana

Gus Shalah, begitu beliau disapa, meski akhirnya menduduki tahta kepemimpinan di PP Tebuireng, Jombang, yang ditinggalkan oleh KH Yusuf Hasyim, putra Hadhratus Syaikh Hasyim Asy’ari, dengan kedudukan dan posisinya itu tetap terbuka dengan semua kalangan

2007, ketika Hizbut Tahrit Indonesia (HTI) mengadakan Konferensi Khilafah Internasional, bersedia menerima tamu dari luar negeri, seperti Syaikh Utsman Abu Khalil, dari Sudan, dan yang lain. Beliau juga bersedia diundang ke acara HTI meski mempunyai pandangan yang berbeda

Semua itu telah menjadi catatan hidup beliau yang hanif. Tidak dalam posisi mengambil sikap bermusuhan apalagi memusuhi, meski memiliki sikap yang berbeda

Hidupnya didedikasikan untuk umat. Pada saat Allah memanggilnya, memori yang tersimpan dalam benak kita tentang beliau silih berganti bak film lama yang diputar ulang

Itulah yang dalam al-Qur’an disebut, Wa Atsarahum wa Kulla Syai-in Ahshainahu fi imamin mubin. Rekam jejak beliau dalam perjuangan untuk umat, baik di dalam maupun luar negeri, tak kan pernah hilang dalam kenangan kita, dan tentu abadi di sisi Rabb-Nya

Selamat jalan Gus Shalah, semoga Allah memasukkanmu di jannah-Nya, bersama para syuhada’, shalihin, sahabat dan Nabi saw

Ya Rabb, terimalah seluruh amal shalihnya selama ini. Ampuni seluruh kesalahan dan khilafnya. Amin ya Rabb

اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه وأكرم نزله ووسع مدخله واجعل الجنة مثواه برحمتك يا أرحم الراحمين

Sumber : FB KH Hafidz Abdurrahman

Share artikel ini: