Kunjungan RI ke Arab Saudi Bagian dari Kampanye Global AS Terkait Moderasi Islam

 Kunjungan RI ke Arab Saudi Bagian dari Kampanye Global AS Terkait Moderasi Islam

Mediaumat.id – Kunjungan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas ke Arab Saudi yang membahas moderasi agama hingga memerangi terorisme, dinilai bagian dari kampanye global Amerika Serikat (AS) terkait moderasi Islam.

“Ini bagian kampanye global Amerika tentang moderasi beragama. Posisi Arab Saudi cukup sentral dalam menyukseskan agenda AS yang bernama moderasi Islam,” tutur Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara kepada Mediaumat.id, Rabu (24/11/2021).

Menurutnya, sepak terjang AS terlihat terutama sejak 2017, yakni bersamaan dengan KTT Arab Amerika di Riyadh, Presiden AS Donald Trump mempelopori inisiatif baru dengan Raja Saudi Salman, mendirikan ETIDAL – sebuah pusat global untuk memerangi ideologi ekstremis atau etidal. “Bahasa Arab untuk kata moderasi,” ungkapnya.

Fika melihat ini adalah proyek mahal untuk membangun lembaga khusus pemikir dan teknologi juga kerja lembaga intelijen (shadow) untuk memerangi apa yang mereka sebut sebagai radikalisme dan ekstrimisme daring. “Etidal mengklaim mengatakan perangkat lunaknya hanya membutuhkan enam detik untuk mencegat konten ekstremis yang diunggah,” ujarnya.

Menurut Fika, baik Indonesia maupun Arab Saudi, keduanya sejalan mengampanyekan moderasi agama. “Karena kedua negara ini tunduk dalam spektrum pengaruh ideologi AS, sama-sama menjadi tim sukses untuk proyek deradikalisasi. Indonesia juga menghadiri KTT Arab Amerika tahun 2017,” jelasnya.

Ia menilai target sebenarnya dibalik kampanye global moderasi beragama di dunia Islam tiada lain tiada bukan yakni untuk menjinakkan kebangkitan Islam plus memecah belah umat Islam dengan politik labelling AS. “Umat dibuat resah dengan berbagai label radikal dan ekstremis dan digiring untuk bangga jika dilabeli moderat.  Ini sama saja umat diminta tunduk dengan produk akal buatan manusia apalagi akar konsepsinya berasal dari pihak non-Muslim yang tidak punya otoritas keilmuan dalam Islam,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *