Mediaumat.id – Kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Arab Saudi yang mendapat respons keras dari Gedung Putih, disebut akan menjadi ancaman nyata bagi Amerika Serikat (AS). “Tentunya ini menjadi ancaman nyata bagi Amerika Serikat, yang dia tidak boleh membiarkan begitu saja,” kata Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana kepada Mediaumat.id, Ahad (11/12/2022).
Menurutnya, Amerika Serikat berkepentingan untuk menjadi adidaya tunggal di level global. “Level global artinya mencakup semua kawasan yang ada di dunia,” ujarnya.
Sehingga apa yang dilakukan Cina, kata Budi, sebagaimana yang disampaikan oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, tentunya mengganggu tatanan internasional yang disusun oleh Amerika Serikat dan sekutunya. “Tatanan dunia yang tentunya dibangun untuk menjaga hegemoni Amerika Serikat dan sekutunya, untuk mencengkramkan kapitalisme global dan konsep-konsep turunannya,” ungkapnya.
Budi menilai, Cina membawa konsep otoritarianisme ala komunis, Cina juga menawarkan kerja sama ekonomi dalam upaya meningkatkan leverage (pinjaman modal) politiknya di kawasan.
“Dan ini dilakukan kepada Arab Saudi yang merupakan sekutu kuat Amerika Serikat selama 80 tahunan,” tandasnya.
Ia melihat posisi Arab Saudi sebagaimana juga negeri Muslim lainnya seperti Indonesia belum mencapai posisi yang sepadan dengan negara-negara super power (adidaya) atau major power (kekuatan besar) seperti Amerika Serikat dan Cina. “Maka pilihannya adalah bagaimana mereka memposisikan menjadi satelit atau pengikut dari negara-negara tersebut,” jelasnya.
Hal ini dikarenakan ketiadaan kapabilitas ideologi dan politik dari negara-negara tersebut. Untuk mengemban visi ideologi politik global yang ditawarkan kepada masyarakat global. Walaupun sebenarnya Arab Saudi dan Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi major power bahkan super power,” terangnya.
Menurutnya, penguasa negeri Muslim semestinya punya sikap yang jelas untuk mendudukan posisinya terhadap negara-negara semacam Amerika Serikat dan Cina. Sikap yang dilandaskan pada visi ideologi politik Islam sebagai visi global Islam untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.
“Karena Islam adalah amanah dari Allah SWT untuk semestinya mengatur tatanan global dan ini hanya bisa dilakukan oleh negeri Muslim yang memiliki kapabilitas, baik ideologi politik dan kapabilitas lainnya untuk menjadikannya sebagai negara adidaya yang mengatur tatanan global berdasarkan Islam,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it