Oleh: Hj Irena Handono
Dalam agama Kristen atau yang disebut juga dengan Paulinisme, yakni agama yang didirikan oleh Paulus, diyakini oleh mereka bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang untuk menyelamatkan orang-orang yang berdosa melalui caranya yang unik.
Ini menjadi salah satu jurus andalan mereka dalam mempromosikan agama mereka, terutama kepada orang-orang yang terjebak dalam dunia maksiat, pelaku maksiat atau pernah melakukan maksiat. Ketika mereka menyadari bahwa perbuatannya sangat hina dan dosa besar, maka rasa takut pun menghantui, stres. Orang-orang yang demikian banyak yang tidak mampu lagi menggunakan akal sehatnya sehingga dengan mudah menerima dogma-dogma yang tidak masuk akal.
Menurut Paulus, orang-orang yang berdosa tidak diselamatkan melalui tindakan-tindakan yang baik atau taubat kepada Tuhan, melainkan darah Yesus-lah yang membersihkan seluruh dosa-dosa mereka dalam fenomena misteriusnya.
Inilah yang menjadi daya tarik agama Kristen atau Paulinisme bagi orang-orang tidak berpikir. Sedangkan dalam Islam, setiap perbuatan harus dipertanggungjawabkan sendiri.
Masih menurut Paulus, Tuhan ciptaannya ini yakni Yesus Kristus, menjadi seorang manusia dengan daging dan darah. Tujuan utama kedatangannya ke dunia adalah untuk mati di atas kayu salib, sebagai bentuk pengorbanan manusia yang darahnya akan ditumpahkan untuk penghapusan dosa-dosa dunia dalam cara yang khusus dan unik. Yesus yang mati ini, menurut Paulus, adalah Tuhan itu sendiri dan Anak Tuhan pada saat bersamaan.
Padahal Yesus sebagaimana teks Bibel, tidak peduli terhadap dogma dan doktrin penebusan dosa dan keselamatan melalui darahnya. Karena Yesus tidak pernah mengajarkan dogma semacam ini kepada siapapun.
Yesus tidak datang dalam tujuan menyelamatkan orang-orang berdosa dalam cara misterius, dan bukan juru selamat yang misterius, melainkan Yesus datang adalah menjadi contoh bagi umatnya. Dan penyelamatan hanya dapat diperoleh dengan mengikuti dan mematuhi firman-firman Tuhan. Sebagaimana dinyatakan dalam pernyataannya,
“Maka, Aku berkata kepadamu, ‘Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” (Matius 5:20)
Sebelumnya Yesus memperingatkan, “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipunn yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga…. (Matius 5:19)
Semua ini membuktikan bahwa Yesus bukan Juru Selamat dosa-dosa manusia.
Kalau kita berpikir secara kristis, ini sangat mengejutkan, bahwa orang-orang masa lalu ternyata diselamatkan tanpa peran ‘Penyelamat Misterius’ atau ‘Penebus Dosa’ dari darah dan domba, sebagaimana yang diasumsikan oleh orang-orang Kristen. Coba, sebut saja Nabi Harun As atau yang sebut sebagai Aaron (dalam Bibel bahasa Inggris), apakah dosa-dosa beliau ditebus oleh Yesus? Bagaimana Nabi Nuh As atau yang disebut Noah (dalam Bibel bahasa Inggris), apakah juga diselamatkan oleh Yesus? Bagaimana dengan manusia-manusia yang hidup sebelum Yesus? Apakah tidak ada penyelamatnya? Nah, di sinilah kebingungan dogma Kristen yang dijawab secara apologi oleh Gereja. Jawaban yang tidak memiliki dalil sama sekali.
Justru kalau kita simak, pernyataan Yesus dalam Bibel terdapat penegasan dan pengakuan konsep Islam tentang “Penyelamatan melalui amal perbuatan, mematuhi perintah-perintah Allah dan kebenaran”. Itulah mengapa Yesus mengatakan, “Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.” (Lukas 13:28)
Di sini Yesus mempercayai penyelamatan kepada Abraham (Nabi Ibrahim as), Ishak dan Yakub dan seluruh kebenaran dan mematuhi firman-firman dan ritual agama mereka dan kepercayaan dengan Tuhan mereka, Sang Pencipta segala mahluk, Allah SWT.
Sayangnya sebagian besar orang Kristen pada saat ini meyakini bahwa orang tidak dapat dibimbing secara benar oleh Tuhan, kecuali dengan darah Kristus. Itulah mengapa seseorang yang akan menjadi pengikut Kristus harus mengikuti sakramen eukaristi yang menggunakan anggur sebagai simbol dari darah Yesus dan roti sebagai simbol daging Yesus.
Tipe-tipe umat Kristen seperti itu diingatkan oleh Yesus bahwa mereka akan seperti orang-orang yang mencucurkan dan menggeretakkan gigi mereka kelak di akhirat saat melihat Abraham, Ishak, dan Yakub dan seluruh nabi, yang ternyata seluruhnya meyakini doktrin “Penyelamatan melalui amal dan kebenaran”. Bukan melalui darah Yesus sebagaimana doktrin ciptaan Paulus. Kristus ternyata tidak akan menebus dosa siapapun.