Krisis Bensin di Suriah
Suriah menghadapi kekurangan bensin yang parah, yang menyebabkan antrian panjang di pompa bensin di banyak wilayah, menurut laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Al-Araby Al-Jadeed yang berbasis di London.
Krisis tersebut telah memicu prediksi bahwa kenaikan harga akan terjadi di negara yang dilanda perang itu.
Abu Imad, seorang warga Suriah, mengatakan dia mulai antri untuk mendapatkan bensin di depan pompa bensin 10 hari lalu di kota Tartus, yang dikendalikan oleh pemerintah Bashar al-Assad.
“Setiap hari, kami menghabiskan lebih banyak waktu untuk menunggu di depan stasiun, dan banyak pemilik mobil, terutama supir taksi, datang tengah malam untuk mendapatkan giliran di stasiun. Masalahnya, pendistribusian tidak dimulai sebelum jam delapan pagi, “kata Imad.
“Setiap orang yang ingin mengisi bensin untuk mobilnya harus libur sehari karena dia akan kehilangan sebagian harinya untuk mengantri,” tambahnya, seraya menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menggunakan SPBU lokal, tetapi banyak yang terpaksa pergi ke pedesaan dan wilayah sekitarnya.
Laporan itu mengatakan krisis bahan bakar di Aleppo lebih serius; di sana orang menunggu dalam antrian selama sehari atau lebih untuk mendapatkan bahan bakar.
“Krisis dimulai pada awal Agustus lalu, dan tidak ada yang tahu alasan di baliknya,” kata seorang warga Aleppo.
Semua wilayah di bawah kendali pemerintah mengalami kekurangan bahan bakar. Hal ini meningkatkan tekanan pada kehidupan sehari-hari warga Suriah dan membuat mereka rentan terhadap pedagang pasar gelap yang menjual BBM dengan harga tinggi.[]