Korban tewas akibat tergelincirnya kereta api di Pakistan selatan hari ini, Ahad (6/8), naik menjadi 30 orang, menurut stasiun radio lokal Geo. Stasiun tersebut mengutip seorang pejabat distrik yang mengatakan bahwa sebuah kereta penumpang tergelincir di Pakistan selatan, menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai 80 lainnya.
Sebelumnya, saluran Pakistan melaporkan bahwa 22 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya luka-luka, akibat kereta tergelincir dari jalur yang ditentukan. Sekitar 10 gerbong kereta penumpang tergelincir di dekat sebuah kota di provinsi selatan Sindh, sekitar 275 km dari Karachi, kota terbesar di Pakistan.
Kecelakaan kereta api sering terjadi di jaringan kereta api Pakistan yang runtuh, dan pemerintah berturut-turut telah berusaha selama bertahun-tahun untuk mendapatkan pembiayaan guna pengembangan jaringan itu dalam kerangka Inisiatif Sabuk dan Jalan China untuk proyek infrastruktur. Kecelakaan kereta api di Sindh pada tahun 2021 menewaskan 56 orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Alih-alih melakukan perbaikan di segala aspek kehidupan termasuk perkeretaapian, penguasa Pakistan justru melihat perkeretaapian sebagai alat pencurian uang dan korupsi. Ini tidak khusus untuk Pakistan tetapi mencakup semua negara Islam, di mana para penguasa menganggap politik sebagai sarana dominasi dan menghasilkan uang. Itulah sebabnya mereka yang ingin menjadi kaya mendambakan masuk parlemen atau menjadi menteri. Sedangkan dalam Islam, politik berarti mengurusi urusan umat (hizb-ut-tahrir.info, 7/8/2023).