Konsul Khilafah di Batavia pun Ikut Berjuang Lenyapkan Penjajahan

 Konsul Khilafah di Batavia pun Ikut Berjuang Lenyapkan Penjajahan

Mediaumat.news – Ketika para ulama Nusantara yang belajar di Hijaz merencanakan strategi lain untuk melenyapkan penjajahan dengan dakwah dan pendidikan, karena memang kesempatan melakukan jihad fisik sudah tak terlihat lagi, konsul-konsul Khilafah Utsmani di Batavia pun turut berjuang dengan cara serupa.

“Konsul-konsul Khilafah di Batavia juga berjuang untuk mengirim beberapa anak Nusantara guna meraih pendidikan di Istanbul,” ujar Akhmad Adiasta, narator film dokumenter sejarah Islam Jejak Khilafah di Nusantara 2 (JKDN 2) dalam JKDN 2 yang premier pada Rabu (20/10/2021).

Bahkan, KH Thaha Chalili, Pengasuh PP al-Munthaha Madura sekaligus dzuriyat Syeikhuna Khalil Bangkalan mengungkapkan, hal itu bisa tampak dari upaya Syeikh Nawawi bin ‘Umar al-Bantani, ulama Banten yang mendapat kemuliaan menjadi Imam Masjidil Haram di Hijaz yang senantiasa memberikan motivasi kepada para jamaah haji.

Motivasi yang dimaksud, lanjut Thaha Chalili, agar setidaknya kaum Muslim bisa memiliki asyidda’ ‘alal-kuffar atau sikap tegas terhadap orang-orang kafir. Sehingga diharapkan muncul sikap anti terhadap kolonialisme dari kaum Muslim usai kembali dari melaksanakan haji.

Melihat itu, Mehmed Kamil Bey, salah satu konsul Utsmani di Batavia pun berhasil mengirim anak-anak salah seorang pendiri Jamiet Chair dan Alatas School di Tanah Abang ke Istanbul. “(Beliau) Sayyid Abdullah bin Alwi al-Attas, seorang Arab di Batavia yang begitu dekat dengan Khilafah Utsmani, serta peduli akan pendidikan Islam dan jihad anak-anak pribumi,” jelasnya.

Menurut narator, Mehmed juga berhasil mengirim anak-anak dari ulama terkemuka di Kota Buitenzorg atau Bogor. Mereka adalah Ahmad dan Sa’id Bajuned, anak-anak dari Syeikh Abdurrahman bin Abdullah Bajuned yang juga tinggal di Bogor, Kampung Empang.

Terbukti, setelah berhasil menyelesaikan pendidikan di Istanbul, sang Bajuned bersaudara, Ahmad dan Sa’id, langsung mengambil peran dengan menyokong penuh usaha-usaha kebangkitkan Islam di Nusantara dengan jalan berorganisasi.

Sehingga berkat sokongan Sang Bajuned bersaudara, seorang pribumi berpendidikan yang aktif di bidang jurnalistik Tirto Adhie Surjo bisa mendirikan Sarekat Dagang Islamiah di Bogor pada Maret 1909. “Bermula dari kerja sama Tirto dan alumni Istanbul inilah, minat Muslimin Nusantara untuk mengorganisir kekuatan dalam pergerakan Islam berkembang pesat,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *