Komitmen Pemberantasan Korupsi Rendah, Indonesia Peringkat Ketiga “Negara Terkorup Se-Asia”

 Komitmen Pemberantasan Korupsi Rendah, Indonesia Peringkat Ketiga “Negara Terkorup Se-Asia”

Mediaumat.news – Menanggapi hasil survei dari lembaga Transparency International mengenai “Negara Terkorup Se-Asia” yang menempatkan Indonesia di peringkat ketiga, Pengamat Sosial Politik Iwan Januar menyatakan komitmen pemberantasan korupsi di Indonesia rendah.

“Komitmen pemberantasan korupsi di tanah air juga rendah, bahkan semakin rendah baik di level eksekutif, legislatif bahkan sampai yudikatif. Buktinya masih ada menteri tertangkap oleh KPK. Belum lagi budaya tebang pilih kasus korupsi, potongan masa tahanan, dan mental korup para pejabat dan aparat penegak hukum,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Selasa (01/12/2020).

Menurut Iwan, di Indonesia ada tiga kelemahan yang membuat korupsi tidak mau turun, malah semakin akut.

Pertama, lemahnya hukuman bagi pelaku korupsi. “Bukannya diperberat apalagi sampai hukuman mati seperti di Vietnam, Korea Utara ataupun di Cina, justru banyak koruptor divonis di bawah lima tahun penjara, sudah begitu mendapat potongan masa tahanan,” bebernya.

Kedua, aturan terkait korupsi di Indonesia berubah-ubah, di antaranya yang paling menyolok adalah revisi UU KPK yang otomatis melumpuhkan KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi.

Ketiga, budaya korupsi di partai politik. Bukan rahasia lagi perpolitikan di tanah air, berlaku mahar politik untuk mendapatkan posisi tertentu. Misalnya untuk menjadi caleg nomor jadi, atau menjadi calon kepala daerah, seringkali berlaku mahar untuk menebusnya.

“Lebih parah lagi, budaya ini dibawa hingga ke pemerintahan. Kasus jual beli jabatan di Kemenag oleh Ketum PPP (saat itu) Romahumurzy itu bagian dari budaya risywah di jagat perpolitikan di Indonesia,” ungkapnya.

Terakhir ia menyebut kasus Joko Tjandra makin menampar wajah pemberantasan korupsi pemerintahan Jokowi.

“Tidak heran kalau Indonesia juara ke-3 negara terkorup se-Asia versi Lembaga Transparency Internasional,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *