Kiat Jadikan Massa Sebagai Pemilih Loyal

 Kiat Jadikan Massa Sebagai Pemilih Loyal

Oleh: Ali Mustofa Akbar, Pimred Majalah Bengawan Rise tinggal di Solo

Hampir semua parpol berhasil mengumpulkan jumlah massa yang tidak sedikit dalam kampanyenya sejak 15 Maret lalu.  Meski begitu, apabila dicermati sebenarnya yang terjadi di lapangan, sebagian besar bukanlah massa sejati dari masing-masing parpol.

Mayoritas merupakan massa semu atau bisa pula disebut pemilih mengambang. Pemilih mengambang ialah salah satu dari sekian karakteristik masyarakat dalam memutuskan untuk memilih parpol.

Karakteristik masyarakat dalam memilih parpol itu, setidaknya bisa dibagi tiga. Pertama, pendukung atau pemilih mengambang atau semu. Penampakannya di lapangan berupa pemilih yang mencoblos atau mencontreng parpol bukan berdasar atas ideologi partai. Sebab memilih oleh para pemilih mengambang di antarannya karena: figuritas, utang budi politik, jasa politik, money politic, dan yang semisalnya. Pemilih kategori ini, umumnya merupakan pemilih sementara. Mereka akan mudah sekali pindah ke lain hati untuk mencontreng parpol lain dengan sebab-sebab seperti di atas.

Kedua, pendukung atau pemilih semi-loyal. Mereka adalah para pemilih yang cukup loyal karena mereka memiliki ikatan emosional dengan partai, loyal terhadap elite partai, atau memiliki hubungan latar belakang partai. Simpatisan ideologi kiri bisa masuk dalam kategori ini. Para pemilih semi-loyal ini bisa juga meninggalkan parpol jika ia sudah menjadi pemilih loyal.

Ketiga, pendukung atau pemilih loyal. Yang dimaksud pemilih loyal ialah mereka memilih karena loyalitas mereka pada Allah dan Rasul-Nya. Inilah para pemilih yang memiliki kesadaran sepenuhnya pada ideologi Islam. Loyalitas model ini adalah loyalitas tertinggi dan tidak ada yang lebih tinggi. Artinya mereka mendukung atau tidak mendukung adalah kesadaran pada hukum syara’.

Bangunlah Pemilih Loyal

Maka adalah penting untuk membangun pendukung loyal. Yakni pendukung yang mendukung partai berdasar atas kesadaran ideologis (ideologi Islam). Sehingga membuat masyarakat tidak menjadi pemilih mengambang. Memang proses ini tidak instan tapi pasti, butuh kerja, kesabaran, dan keikhlasan.

Carannya tiada lain ialah jadilah partai Islam sejati. Jadilah partai yang memiliki fikrah dan thariqah Islam. Janganlah menjadi partai sekuler. Juga Partai yang sekadar partai berbasis massa Islam tapi ideologi maupun aktivitas politiknya tidak mengikuti rambu-rambu syariah Islam. Atau partai yang terdaftar sebagai partai Islam namun arah perjuangan dan aktivitas politiknya tidak lagi berpegang teguh pada Islam. Tak perlu tertipu dengan demokrasi, karena kita tentu ingin kebaikan untuk semua.

Parpol Islam haruslah menyeru pada Islam dan giat melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana perintah Allah SWT: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (QS Ali ‘Imran : 104).

Partai Islam mesti jelas sikapnya terhadap hukum kufur. Berusaha membela hak-hak umat dan hadir di tengah-tengah umat untuk memberikan solusi-solusi permasalahan umat. Dengan begitu, atas izin Allah, partai Islam bisa menjadi kepercayaan umat untuk memimpin mereka dalam menerapkan sistem Islam secara menyeluruh. Bermanfaat bagi kemaslahatan seluruh umat. Menjaga kemuliaan umat Islam dan dapat mengayomi umat agama lain.[]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *