Kiai Yasin: Dakwah Nabi SAW Bukan Sekadar Menyampaikan Risalah, Melainkan Juga Membangun Peradaban Dunia

 Kiai Yasin: Dakwah Nabi SAW Bukan Sekadar Menyampaikan Risalah, Melainkan Juga Membangun Peradaban Dunia

Mediaumat.id – Memperingati Maulid Nabi SAW 12 Rabiul ‘Awwal 1445 H, Pimpinan Ponpes Al-Abqary Serang Banten KH Yasin Muthohar mengatakan Nabi SAW berdakwah di Makkah selama 13 tahun bukan sekadar menyampaikan risalah, melainkan juga membangun peradaban dunia di atas pondasi iman kokoh.

“Nabi berdakwah di Makkah selama 13 tahun bukan sekedar menyampaikan risalah, melainkan juga membangun peradaban dunia dengan mendirikan negara di atas pondasi iman yang kokoh,” tuturnya dalam acara Maulid Forum: Cinta Kepada Nabi SAW, Jalan Menuju Islam Kaffah, Kamis (28/9/2023) di Jakarta.

Dalam acara yang berlangsung secara luring dan daring tersebut, Kiai Yasin menyatakan, sejak awal Rasulullah SAW memang telah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin negara. Itu bisa dilihat dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada bangsa Quraisy.

“Suatu ketika Rasulullah SAW dipanggil pamannya Abu Thalib dan beliau pun menemui pamannya, dan di sekitar pamannya sudah berkumpul para pemimpin Quraisy. Abu Thalib berkata, bertanya kepada Rasulullah SAW ‘Wahai keponakanku sebenarnya apa yang engkau inginkan dari kaummu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘aku hanya menghendaki satu kalimat wahai paman, dengan kalimat itu bangsa Arab akan tunduk kepada mereka, bangsa ajam akan menyerahkan jizyah kepada mereka, ya hanya satu kalimat saja,” ungkap Kiai Yasin.

Kiai Yasin kemudian melanjutkan. Para pemimpin Quraisy berkata, “Wahai Muhammad jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat akan kami berikan kepadamu”. Rasulullah SAW menjawab dengan lantang, “Kalau begitu katakan Laa illaha illallah,” tambahnya mengutip jawaban Rasulullah SAW.

Namun, mendengar perkataan tersebut, para pembesar Quraisy akhirnya pergi meninggalkan Nabi SAW dan Abu Thalib seraya berkata, “Apakah kami akan menggabungkan, menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu hanya menjadi satu saja?” tanya pembesar Quraisy tersebut kepada Rasulullah SAW.

“Bangsa Arab ternyata tahu bahwa makna kalimat tauhid tersebut mengharuskan mereka meninggalkan tuhan-tuhan sesembahan mereka, hanya beribadah kepada Tuhan yang satu Allah SWT. Mereka harus meninggalkan adat istiadat mereka diganti dengan Islam, mereka harus mengganti cara dan gaya hidup mereka diganti dengan agama baru yang dibawa oleh Rasulullah SAW,” ungkapnya.

Awal Dakwah  

Kiai Yasin membeberkan bahwa Rasulullah SAW mengawali dakwahnya dengan membangun sebuah pondasi yang kokoh. Ia membina orang-orang yang telah menyambut dakwah beliau dikumpulkan dalam halqah-halqah kecil.

“Setiap malam Rasulullah SAW dan para sahabat berkumpul di rumah Al-Arqam bin Abil Arqam. Rasulullah SAW menempa akal dan jiwa para sahabat dengan Al Qur’an yang diturunkan. Mereka menjelma kemudian menjadi manusia hebat, manusia yang berkepribadian Islam, yang memiliki pola pikir Islam dan pola sikap Islam,” beber Kiai Yasin.

Menurutnya, dari kumpulan sahabat itu, Rasulullah SAW mulai membentuk partai yang kokoh, partai yang akan berjuang untuk menegakkan agama Allah. Hingga kemudian, Rasulullah SAW dan para sahabat berinteraksi dengan masyarakat untuk membentuk kesadaran umum dan opini umum untuk Islam yang diembannya.

“Dengan interaksi secara terbuka mulailah terjadi benturan antara Islam dan ajaran jahiliah. Antara Nabi SAW bersama pengikutnya dan para petinggi Quraisy dengan para pengikutnya. Ujian pun bertubi-tubi menerpa Nabi SAW dan para sahabat. Mulai dari tudingan, tuduhan keji, penganiayaan fisik, sampai pemboikotan,” beber Kiai Yasin.

Akibat hadangan dan perlawanan yang terus meningkat dari orang-orang Quraisy terutama setelah istri Rasulullah SAW Ibunda Khadijah dan paman beliau Abu Thalib meninggal dunia, Rasulullah SAW pergi ke Thaif dengan harapan akan mendapatkan sambutan dan perlindungan.

Namun sayang, ternyata reaksi Thaif tidak seperti yang diharapkan. “Para penguasa Thaif terprovokasi oleh pemimpin Quraisy. Akhirnya mereka mengusir, menolak Nabi SAW dengan keras, mereka menyewa orang-orang bayaran untuk mengusir nabi dan melempari dengan batu hingga kaki beliau berdarah-darah,” ungkapnya.

Penolong Agama Allah

Tak sedikit kabilah yang didatangi oleh Rasulullah SAW untuk menjadi penolong agama Allah, namun semuanya menolak. Hingga bertemulah beliau dengan orang-orang Khazraj dari Yatsrib.

Nabi SAW berbicara dengan mereka, berbicara tentang Islam, membacakan ayat-ayat Al- Qur’an kepada mereka.

“Akhirnya hati mereka terbuka, tanda-tanda penerimaan tampak di wajah mereka. Salah seorang dari mereka berkata, ‘Wahai saudara-saudara tahukah kamu, demi Tuhan dia adalah nabi yang dijanjikan oleh orang-orang Yahudi, selama ini orang-orang Yahudi selalu membicarakan dan membangga-banggakan nabi akhir zaman ini. Jadi kita jangan biarkan mereka mendahului kalian mari kita menyambutnya,” ungkapnya.

Kiai Yasin membeberkan bahwa mereka beriman kepada Nabi SAW, bahkan mereka berjanji untuk taat dan akan menemui Nabi SAW pada tahun berikutnya.

“Setahun kemudian datanglah 12 orang dari Madinah untuk bertemu dengan Nabi SAW, terjadilah baiat aqabah yang pertama,” tutur Kiai Yasin.

Mencari Dukungan

Nabi kemudian mengutus Mushab bin Umair untuk mengajarkan Islam di Madinah dan mencari dukungan publik serta mencari dukungan para tokoh di sana. Melalui dakwah Mushab bin Umair inilah, menurut Kiai Yasin, masuk Islamlah dua pemuka di Madinah.

“Dengan Islamnya kedua tokoh ini maka penduduk Madinah banyak yang memeluk Islam. Sehingga tidak tersisa satu pun rumah di Madinah kecuali di situ diceritakan tentang Islam, di situ diceritakan tentang Nabi SAW,” ungkapnya.

Akhirnya, lanjut Kiai Yasin, para tokoh Madinah pun bersepakat untuk menyerahkan kekuasaan di Madinah kepada Nabi SAW, mereka pun datang ke Makkah untuk bertemu dengan Rasulullah SAW di Bukit Aqabah. Terjadilah penyerahan kekuasaan secara de jure.

“Dengan Baiat Aqabah kedua ini maka Madinah secara de jure sudah ada dalam kekuasaan Nabi SAW. Beliau tidak lagi menjadi Nabi dan Rasul saja, tapi sejak itu beliau menjadi kepala negara,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *