Kiai Labib Tegaskan Al-Qur’an adalah Petunjuk

Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S Labib menegaskan, Al-Qur’an adalah petunjuk. “Al-Qur’an itu kan yang menarik kan adalah posisi pertama itu menjadi petunjuk,” tuturnya dalam RH Digeruduk KH Rokhmat S Labib, Yuk Kita Omong Soal Tafsir Karya Beliau, Kamis (28/7) di kanal YouTube Refly Harun.

Sebagaimana diketahui, ungkapan tersebut secara eksplisit terdapat di dalam Al-Qur’an sendiri. Namun kata Kiai Labib lebih lanjut, untuk lebih bisa memahaminya butuh penjelasan atau yang biasa dikenal dengan ilmu tafsir Al-Qur’an, yang berarti pengetahuan untuk menjelaskan maksud-maksud di dalamnya.

Sedangkan dalam hal menafsirkan, ia mengatakan mestinya memahami dahulu ilmu munasabah ayat.

Pasalnya, di antara manfaat mempelajari ilmu munasabah ialah akan memudahkan dalam menafsirkan dan memahami isi karena mengetahui korelasi di antara ayat maupun surah yang ada di dalam Al-Qur’an, baik sebelum atau sesudahnya.

Sebabnya pula, tambahnya, mungkin saja tatkala seseorang membaca Al-Qur’an, seolah-olah tema antar ayat enggak sambung. “Tetapi begitu kemudian kita dalami ternyata memiliki urutan yang sangat sistematik,” terangnya.

“Bahkan antar surah satu dengan surah yang lain itu memiliki urutan yang sangat sistematik,” tegasnya, seraya menyampaikan bahwa Rasulullah SAW dari Allah SWT melalui malaikat Jibrillah yang telah menyusun sampai 114 surah dimaksud.

Lantas terkait Al-Qur’an sebagai petunjuk, ia menerangkan munasabah ayat dari salah satu ayat surah pertama, al-Fatihah dengan surah selanjutnya, al-Baqarah ayat kedua.

“Berarti itu doa yang sangat penting. Apa itu? Ihdinas siratal mustaqim. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus,” tandasnya, mengartikan salah satu ayat di surah al-Fatihah dan sekaligus doa yang wajib dibaca setidaknya 17 kali sehari dalam shalat fardhu itu.

Maknanya, walau diliputi banyak keinginan dan kebutuhan, Allah SWT ternyata mengajarkan bahwa kebutuhan manusia paling penting adalah petunjuk berupa jalan lurus.

Terlebih ketika membuka surah berikutnya, tepatnya ayat kedua, Allah menyebut, ‘Inilah Al-Qur’an, tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi muttaqin, atau orang-orang yang bertakwa’.

Seolah-olah Allah mengajarkan juga bahwa setelah berdoa dalam shalat, meminta petunjuk untuk bisa menempuh jalan lurus sebagaimana bunyi salah satu ayat surah al-Fatihah tadi, di surah al-Baqarah ayat kedua menegaskan, inilah (Al-Qur’an) jalan yang lurus dimaksud.

“Kalau kita dalam shalat itu, ‘Ya Allah tunjukkanlah jalan yang lurus’, semestinya ya pelajarilah Al-Qur’an, bacalah, pelajari isinya, mengerti apa yang ada di dalamnya, supaya kamu berada dalam petunjuk,” jelasnya, terkait adanya munasabah ayat di antara dua surah tersebut.

Celakanya, apabila setelah meminta petunjuk kepada Allah SWT, lantas tidak melakukan yang semestinya tersebut, kata Kiai Labib, doa atau permintaan di masing-masing rakaat shalat itu terkategori bohong.

Gambaran sederhananya, ketika Allah mengabulkan permintaan limpahan rezeki halal lagi baik (halalan thayyiban), namun yang meminta tidak mau menerima, atau justru malah mencari rezeki haram, berarti doa tersebut adalah dusta.

Sangat Sentral

Al-Qur’an, pun menurut Kiai Labib sangat sentral. Tidak hanya sebagai petunjuk bagi muttaqin, atau orang-orang bertakwa, tetapi seperti halnya ayat 185, masih surah al-Baqarah, Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia.

Namun begitu, hanya sebagian di antara seluruh manusia yang mau menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk. “Mereka itu adalah al-muttaqin, orang-orang yang bertakwa,” tegasnya kembali.

“Dan orang-orang yang bertakwa itu kan kalau dalam ayat-ayat yang lain, itu tempatnya surga,” imbuhnya, menyampaikan korelasi dengan QS. Ali Imran: 133, yang artinya, ‘…surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa’.

Penting dipahami, kata Kiai Labib, Al-Qur’an sebagai petunjuk juga telah memerintahkan kaum Mukmin untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan, sebagaimana ayat 208, masih pula di surah al-Baqarah.

‘Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh’.

Maksudnya, sekalipun tampak pahit, Al-Qur’an memerintahkan untuk senantiasa mengambil segala ketentuan di dalam Islam secara keseluruhan. “Al-Qur’an inilah petunjuk kita, mestinya inilah yang harus kita pegang,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: