Kiai Labib: Al-Qur’an Berikan Petunjuk dengan Jelas

 Kiai Labib: Al-Qur’an Berikan Petunjuk dengan Jelas

Mediaumat.id – Membahas seputar pentingnya suatu pedoman bagi kehidupan manusia, Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib menyampaikan tausiah tentang Al-Qur’an sebagai petunjuk yang telah memberikan petunjuk dengan jelas.

“Al-Qur’an sebagai petunjuk telah memberikan petunjuk secara jelas,” ujarnya dalam Eksklusif Nuzulul Qur’an: Mengupas Tafsir Meraih Ketaatan yang Sempurna, Ahad (17/4/2022) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.

Pasalnya, menurut Kiai Labib, begitu sapaan akrabnya, manusia memang membutuhkan satu perangkat tambahan untuk menentukan baik buruknya sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikirannya.

Artinya, mustahil untuk mengetahui baik buruknya sesuatu apabila manusia hanya mengandalkan akal pikiran tanpa berpedoman pada Al-Qur’an.

Sebutlah ketika merasakan lezat tidaknya makanan atau menilai bagus jeleknya suatu benda, manusia mampu melakukan. Namun, menurut Kiai Labib, ada satu perkara yang manusia tidak mungkin bisa menghukumi dengan akal dan pikirannya, yakni segala hal yang berkaitan dengan pahala dan dosa.

“Manusia dengan akalnya tidak akan bisa mengetahui mana amal yang bisa mendapatkan pahala dan mana amal yang bisa mendapatkan dosa, mana amal yang mendapatkan surga dan mana amal yang akan diganjar dengan neraka,” urainya.

Tetapi, tentu bukan sekadar itu. “Bagaimana dalam soal pekerjaan, bagaimana dalam berpakaian, bagaimana dalam berekonomi, bahkan yang lebih pelik dari itu adalah mengatur negara?” runtutnya.

Maka itu sebagaimana di dalam surah al-Fatihah yang kata Kiai Labib, harus dibaca setiap shalat, terdapat sebuah ayat yang artinya, ‘Tunjukilah kami jalan yang lurus’. Lantas dijelaskan dengan ayat sesudahnya, ‘(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat’.

Sehingga, seolah-olah setelah kedua ayat tersebut, Allah SWT langsung menjawab permohonan seseorang dengan surah berikutnya, Al-Baqarah ayat kedua. “Dengan tegas di ayat kedua, ‘Itulah Alkitab, Al-Qur’an, tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa’,” kutipnya.

Selanjutnya, di sisi lain Kiai Labib menuturkan, yang namanya petunjuk tentu untuk diamalkan dengan tidak boleh memilih-milih dengan semisal mengambil sebagian dan mencampakkan yang lain.

Sebabnya, di antara makna petunjuk atau pedoman menurut para ulama, kata Kiai Labib, adalah petunjuk jalan untuk mengantarkan kepada suatu tempat tujuan yang dimaksudkan. “Kalau diikuti, akan mengantarkan orang yang mengikutinya sampai kepada tujuan,” tuturnya.

 

Kebahagiaan Tak Terputus

Apalagi sudah menjadi sifat manusia yang senantiasa membutuhkan serta menyukai kebahagiaan yang tidak terputus. “Apa gunanya, katakanlah, kebahagiaan yang sementara tetapi mendapatkan penderitaan yang selama-lamanya,” tambahnya.

Maka untuk mendapatkan kebahagiaan itu, Allah SWT telah memberikan petunjuk berupa Al-Qur’an, tanpa diminta. “Selain diberikan perangkat berupa indera dan akal, Allah SWT, tanpa kita meminta, Allah berikan petunjuk (Al-Qur’an) kepada manusia,” tandasnya.

Namun seiring dengan itu, sambung Kiai Labib, apabila Al-Qur’an sebagai petunjuk tidak diikuti, maka konsekuensinya seseorang akan cenderung tersesat dan celaka.

Hal itu seperti halnya Allah SWT firmankan di dalam Al-Qur’an surah Thaha, ayat 123, yang maknanya, ‘Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.’

Dipertegas dalam ayat berikutnya, lanjut Kiai Labib, akan mendapatkan penghidupan yang sesat, sulit, sempit dan susah bagi seseorang yang berpaling dari petunjuk Al-Qur’an.

‘Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta’ (QS Thaha: 124).

“Kenapa diberikan balasan kebutaan mata? Karena saat di dunia, sekalipun dia diberi mata tidak digunakan untuk melihat kebenaran, tidak digunakan untuk melihat ayat-ayat Allah SWT,” ulasnya.

Oleh karena itu, Kiai Labib meneguhkan kembali bahwa Al-Qur’an benar-benar merupakan petunjuk yang harus dijadikan pedoman hidup bagi manusia. “Walhasil saya ingin menegaskan, tidak ada alasan sama sekali untuk kita mengabaikan Al-Qur’an, meninggalkannya apalagi mencampakkannya,” ucapnya.

“Apalagi yang lebih parah dari itu, memusuhinya, mengkriminalisasi ajarannya, dan menganggap bahwa Al-Qur’an memunculkan mafsadat, dst.,” imbuhnya.

Jika demikian yang terjadi, maka tegas Kiai Labib, mereka harus siap dihinakan Allah SWT, baik di dunia terlebih akhirat. “Tetapi siapa saja yang berpegang teguh kepadanya (Al-Qur’an), maka insyaAllah akan mendapatkan kebaikan di dunia hingga akhirat. Dan semoga kita termasuk di dalamnya,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *