Khawatir Tak Kebagian, Warga Cegat Bantuan
Ratusan warga Desa Bawah Layung Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut tumpah ruah ke jalanan begitu mobil bantuan korban banjir melintas ke desa mereka, Rabu (20/1).
“Turunkan di sini aja” seru sejumlah warga saat mobil pikap pengangkut logistik dari relawan ISN (Islam Selamatkan Negeri) Posko Tanah Laut berjalan pelan di tengah- tengah mereka.
Ratusan pria, wanita dan anak- anak yang mengerumuni armada bantuan itu akhirnya berkumpul di Posko Desa RT 1 dan 2.
Posko tersebut terlihat kosong dari barang-barang bantuan. Sementara warga yang menanti nanti bantuan berjibun jumlahnya.
Masing-masing warga bersuara agar bantuan segera dibagi. Sementara yang lain meminta agar barang dibagi rata di posko oleh aparat desa.
Tampak sekali kekhawatiran warga jika tidak kebagian.
“Nanti ada yang tidak kebagian” celetuk seorang warga yang diamini lainnya.
Suasana sempat memanas dengan adanya perbedaan kepentingan antar warga tersebut.
Tim Relawan ISN Tanah Laut yang dipimpin Ustadz Ahmad Zainuddin pun sempat kebingungan dengan kondisi tersebut.
Masalahnya bantuan tersebut seyogyanya ditujukan kepada warga RT 6-13 yang lebih membutuhkan. Pasalnya mereka terisolasi oleh putusnya jembatan akibat terjangan banjir. Akibatnya arus transportasi terputus dan menurut keterangan warga, bantuan belum pernah mereka terima.
Setelah pembicaraan yang cukup alot, akhirnya tim ISN memutuskan untuk menurunkan bantuan di Posko RT 1. Salah satu pertimbangannya bahwa warga di posko tersebut tampak sangat mengharapkan bantuan tiba di lingkungan mereka.
Setelah menyampaikan pesan-pesan dari donatur dan berkoordinasi dengan aparat desa, barang-barang bantuan pun diturunkan secara beramai-ramai oleh warga untuk selanjutnya dibagi secara bijaksana.
Bantuan yang disalurkan antara lain pakaian layak 15 koli, beras 1 karung, gula 2 dus, mie instan 6 dus, air mineral 8 dus, telur 9 rak, popok 1 dus, pembalut wanita satu pak, sabun cuci dan pembersih lantai 7 paket, makanan ringan 6 paket, karpet 1 lembar, buah buahan dan keperluan lainnya.
Bantuan tersebut sangat berarti bagi warga karena aktivitas bertani dan berkebun terhenti karena rendaman banjir. Selain itu aktivitas melaut juga tak bisa dilakukan karena faktor cuaca dan sarana yang rusak.[]