Mediaumat.news – Hilangnya entri nama KH Hasyim Asy’ari dalam draf Kamus Sejarah Indonesia (KSI) Jilid I terbitan Kemendikbud dinilai Sejarawan Moeflich Hasbullah sebagai upaya pembelokan sejarah. “Apakah ini upaya pembelokan sejarah? Jelas ya. Ini sebuah pembelokan sejarah,” tegasnya dalam acara Live Event Focus Group Discussion #12: Kajian Holistik Kamus Sejarah Indonesia, Sabtu (24/4/2021) di kanal YouTube Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa.
Moeflich menilai, ada upaya penguburan sejarah dan politik by design. “Ini juga perang pemikiran sebetulnya. Saya melihatnya ke situ,” ujarnya.
Menurutnya, Islam di Indonesia itu bukan bagian kecil dari Indonesia tapi bagian integral. “Tak bisa kita bicara Indonesia secara holistik tanpa bicara peran Islam,” ungkapnya.
Ia menegaskan, tidak mungkin memisahkan para pendiri bangsa yakni founding father bangsa ini dengan keislaman. “Bangsa ini lahir dari tokoh-tokoh Islam. Para sejarawan Barat sendiri mengakui itu,” tandasnya.
Menurutnya, semua peristiwa besar Indonesia selalu melibatkan pengaruh umat Islam. “Jangankan Indonesia, dunia juga tahu. Jadi, tidak mungkin dipisahkan. Secara formal angkanya sudah mayoritas. Antara 87 sampai 90 persen,” ungkapnya.
Ia menuturkan, bahkan sejarawan AS merasa bersalah saat menuliskan sejarah dunia tanpa melibatkan sejarah Islam atau memberi posisi sedikit pada sejarah Islam. “Karena kalau dibentang sejak awal masehi sampai abad 20 ini mana yang betul-betul membentuk sejarah dunia? Saya berani bertaruh Islam yang paling pertama,” tegasnya.
Menurutnya, sejarah dunia yang bagus itu menempatkan Islam secara proporsional yang cukup dalam pembahasannya. “Sebagai satu sejarah peradaban dunia yang penting. Kalau sedikit mengabaikan itu, berarti buku sejarahnya tidak bermutu,” ujarnya.
Di Indonesia juga sama. “Kita tidak mungkin bicara Indonesia tanpa pengaruh Islam. Enggak mungkin,” tegasnya.[] Ahmad Mu’it