Mediaumat.id – Khadim Ma’had Syaraful Haramain KH Hafidz Abdurrahman mengingatkan kepada para musuh Islam bahwa Islam terlalu kokoh untuk dirobohkan.
“Islam ini terlalu kokoh untuk kalian robohkan. Karena, Allahlah yang menjaganya,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (2/11/2021).
Menurutnya, Islam adalah agama yang sempurna sebagaimana Allah berfirman dalam QS al-Ma’idah ayat 3 yang artinya ‘Hari ini, Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan Aku cukupkan nikmat-Ku untukmu, dan Aku ridhai Islam menjadi agamamu.’
“Akmaltu itu artinya, setelah itu tidak ada yang kurang. Apalagi objeknya adalah agama. Beda dengan atmamtu, yang objeknya adalah nikmat. Karena nikmat itu memang tak terbatas. Meski, kadang kata tamm juga bisa berarti sempurna, jika disandingkan dengan kalimat Allah,” terangnya.
Ia mengingatkan agar tidak menafsirkan al-Qur’an seenaknya sendiri. “Kalau tidak tahu tafsirnya, baca Tafsir an-Nasafi, Tafsir al-Baidhawi, Lisan al-Arab karya Ibn Mandzur. Jangan nafsirkan sendiri pakai ilmu gotak-gatuk-matuk. Itu cara menafsirkan al-Qur’an yang diancam Nabi dengan neraka,” ujarnya.
Proyek Moderasi Islam
Ia menilai, akhir-akhir ini proyek moderasi Islam yang bertujuan untuk merusak Islam makin giat dilancarkan. “Ada orang tua, yang sudah mau mati, murtad. Dengan bangga murtadnya dipublikasikan, bahkan mengundang pejabat. Ini menjadi amunisi untuk proyek moderasi Islam,” ungkapnya.
“Setali tiga uang, pejabatnya juga terus-menerus mengampanyekan moderasi Islam. Islam yang sudah mengakar dan mendarah daging di Indonesia, yang menjaga harmoni dan kedamaian terus dituduh dan dipersalahkan,” tambahnya.
Bahkan, menurutnya, sampai ada yang membuat seminar rekontekstualisasi fikih, karena dianggap fikih itu sudah jumud, harus dikembangkan mengikuti zaman. “Gerakan ini bukan baru, karena sudah dilakukan oleh agen Freemansonry, sejak era Khilafah Utsmani. Lebih menyedihkan lagi, karena dianggap fikih itu sumber masalah. La haula wa la quwwata illa billah,” sesalnya.
Ia juga melihat ada orang tua, yang menggunakan ayat al-Qur’an, menafsirkan dengan nafsunya, bahwa Islam tidak sempurna. “Semua ini satu paket, program merusak Islam,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it