Kewajiban Pembebasan Palestina
Oleh: M. Arifin (Tabayyun Center)
Saat ini umat Islam tidak memiliki kekuatan yang padu karena lenyapnya Daulah Khilafah Islam pada 1924 Masehi. Akibatnya, posisi umat Islam yang kuat dan disegani tidak bisa diwujudkan. Karenanya, wajar jika saat ini Israel sepertinya berada dalam posisi kuat, dan selalu mendapatkan kemenangan, terus menerus mencaplok wilayah Palestina, yang sampai hari ini mencapai 85%.
Di dalam QS al-Isra’ (17) ayat ke 4-8, Allah Swt. menjelaskan tentang perjalanan kaum Yahudi di dunia ini. Mereka akan selelalu melakukan kerusakan di muka bumi. Namun, setiap kali mereka melakukan kerusakan maka akan datanglah tentara Allah yang akan melibas dan menghancurkan kekuatan mereka. Di dalam ayat kedelapan Allah menjelaskan (yang artinya): Jika kalian kembali (melakukan kerusakan) maka Kami akan kembali menindak kalian (TQS al-Isra’ [17]: 8).
Ketika mengomentari ayat ini, Sayyid Qutb berkata dalam tafsirnya:
Jika Bani Israil kembali melakukan kerusakan di muka bumi, balasan pasti akan datang di hadapan mereka. Sunnatullah terhadap mereka pasti akan berlaku. Memang benar, Yahudi kembali melakukan kerusakan. Lalu Allah memberikan kekuasaan kepada kaum Muslim terhadap mereka hingga mereka terusir dari Jazirah Arab. Setelah itu, mereka kembali lagi melakukan kerusakan. Lalu Allah pun memberikan kekuasaan kepada hamba-hamba-Nya yang lain untuk menindak mereka hingga datanglah masa Hitler yang mengenyahkan kekuatan mereka. Hari ini kaum Yahudi dalam bentuk Israel kembali melakukan kerusakan. Mereka telah menimpakan berbagai malapetaka kepada bangsa Arab, khususnya Palestina. Karenanya, pasti Allah akan menghancurkan kekuatan mereka dengan lahirnya kekuatan pasukan umat Islam. Inilah janji Allah yang pasti akan terjadi. Waktu kita menunggunya sudah sangat dekat.
Berdasarkan ayat ini, kaum Yahudi akan selalu melakukan kerusakan berulang-ulang ketika mereka memiliki kekuatan dan kesempatan, dan ketika umat Islam jauh dari agamanya. Imam Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam tafsir Aysar at-Tafâsir menjelaskan sebab kekuatan umat Islam yang mampu menghalau dan menghentikan kejahatan Israel adalah karena mereka memiliki negara yang besar dan kuat. Mereka bisa memiliki negara yang besar dan kuat karena mereka menerapkan Kitabullah dan terikat dengan syariahnya.
Demikian juga dengan umat Islam saat ini. Mereka tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi musuh-musuhnya, termasuk Yahudi Israel, kecuali dengan kembali menjalankan syariah Allah di bawah naungan negara yang kuat, yaitu Khilafah.
Lalu apa yang sebenarnya harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan Gaza ini? Solusinya sangatlah jelas. Semua kaum Muslim sudah mengetahuinya tanpa harus membuka kitab-kitab para ulama untuk membahasnya. Semua kaum Muslim tahu, bahwa jika ada satu negeri Muslim yang diserang dan diduduki maka fardhu ‘ain bagi penduduk negeri itu untuk berjihad. Jika mereka tidak mampu maka kewajiban jihad ini meluas kepada penduduk di negeri terdekat. Dalam hal ini yang paling wajib setelah penduduk Gaza adalah kaum Muslim dan tentara Muslim di Mesir.
Siapapun pasti mengetahui bahwa besi tidak bisa dihadapi kecuali dengan besi lagi. Pasukan tidak bisa dihadapi kecuali dengan pasukan lagi. Pendudukan tidak bisa dihentikan kecuali dengan kekuatan. Karena itu, yang harus dilakukan oleh para pemimpin Arab adalah mengerahkan pasukan mereka untuk mengusir Israel. Permasalahan Palestina tidak akan bisa diselesaikan kecuali oleh kaum Muslim sendiri.
Upaya menyerahkan masalah Palestina kepada dunia internasional sama saja dengan membuka jalan bagi penjajahan kaum kafir dan semakin mengokohkan eksistensi Israel. Hal ini sangat bertentangan dengan firman Allah Swt.:
وَلَنْ يَجْعَلَ اللهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلا
Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang Mukmin (QS an-Nisa’ [4]: 141).
Sejarah telah membuktikan, Palestina berhasil ditaklukan dari kekuasan kaum Nasrani dengan kekuatan pasukan kaum Muslim. Penguasa kaum Muslim saat itu terus-menerus melakukan peperangan untuk menaklukan Palestina selama 200 tahun hingga akhirnya Palestina berhasil dikuasai kembali di bawah pimpinan Sultan Shalahuddin.
Karena itu, saat ini pun tidak jauh berbeda. Tidak mungkin membebaskan Palestina dari cengkeraman Yahudi Israel, kecuali melalui kekuatan pasukan yang hebat di bawah komando Amirul Mukminin.