Ketidakpedulian terhadap Muslim Rohingya adalah Bencana Ideologis dan Moral

 Ketidakpedulian terhadap Muslim Rohingya adalah Bencana Ideologis dan Moral

Mediaumat.news – Menanggapi tuduhan kelompok HAM kepada pemerintah Malaysia yang bertanggung jawab atas maraknya xenophobia (ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing), dengan mengurung kaum migran dalam kamp-kamp isolasi dan menyatakan tidak lagi menerima pengungsi Rohingya, Pengamat Politik Internasional Umar Syarifuddin menilai ketidakpedulian terhadap nasib umat Islam khususnya Muslim Rohingya adalah bencana ideologis dan moral.

“Ujaran minus empati terhadap Muslim Rohingnya serta kehilangan kepedulian terhadap nasib umat Islam adalah bencana ideologis dan moral. Ingat, saudara kita ini tidak punya negara (stateless),” tuturnya kepada Mediaumat.news, Kamis (15/10/2020).

Menurut Umar, sesungguhnya Malaysia memiliki SDM tentara yang besar dengan persenjataan yang lengkap. Negeri ini juga memiliki penduduk yang siap membantu para tentara membebaskan saudaranya dari penindasan. “Sangat jelas perintah Islam bagi penguasa Muslim khususnya Malaysia untuk segera melakukan tindakan-tindakan pertolongan darurat terhadap pengungsi Rohingya,” ujarnya.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan pemerintah Malaysia, menurutnya, antara lain membuka perbatasan negeri bagi pengungsi Rohingya, mengirim misi penyelamatan pada mereka jika ada yang masih terkatung-katung di darat dan laut, melindungi dan mengurus semua kebutuhan mereka.

“Melakukan tekanan politik terhadap rezim penindas Myanmar agar menghentikan semua kezaliman dan brutalitas mereka kepada Muslim Rohingya. Jika tekanan politik diabaikan, maka langkah mobilisasi kekuatan militer harus dilakukan untuk menegakkan kehormatan Islam dan kaum Muslim,” tegasnya.

Sungguh, menurut Umar, yang dirindukan umat hari ini adalah sikap jantan penguasanya yang bertaring membela kebenaran dan menyelamatkan mereka yang tertindas.

“Puluhan ribu perempuan dan anak-anak Muslim ini tidak seharusnya menjadi orang-orang yang tak diinginkan dan ‘tanpa kewarganegaraan di darat dan lautan’. Mereka adalah bagian dari ‘umat terbaik (khayru ummah)’ dan harus diperlakukan selayaknya demikian,” tegasnya.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Salah satunya tercermin di media sosial. Salah satu unggahan yang memicu komentar kejam agar pengungsi Rohingya ditembak mati justru berasal dari Kantor Pusat Angkatan Tentera Malaysia (ATM) yang meminta pengguna agar menjadi “mata dan telinga” terkait migran ilegal. Seorang juru bicara ATM membenarkan unggahan tersebut berasal dari lembaganya.

Unggahan lain yang dibagikan sebanyak 26.000 kali berasal dari laman Korps Intelijen Militer Kerajaan yang menulis migran ilegal “akan membawa masalah kepada kita semua.” Pihak militer mengatakan laman itu dikelola oleh bekas perwira dinas rahasia.

Menurut Umar, ketiadaan persatuan dan kehilangan kepedulian terhadap nasib umat Islam merupakan buah nasionalisme. Ini pula yang menyebabkan kaum Muslim Rohingya menderita kepanjangan tanpa ada yang menyelamatkan. Padahal negeri Muslim Arakan ini dikelilingi negeri-negeri Islam seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei.

“Pemerintah Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim lebih dari 200 juta juga tidak melakukan tindakan yang serius untuk menghentikan pembantaian yang telah dilakukan rezim Myanmar sebelumnya,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *