Oleh: Yuli Sarwanto (Direktur FAKTA)
Secara historis, peradaban Islam merupakan peradaban yang melebihi peradaban lain. Peradaban Islam memimpin dunia selama 12 abad. Bandingkan dengan Uni Sovyet dengan ideologi Komunismenya yang hanya berkuasa 84 tahun; juga AS dan Barat dengan ideologi Kapitalismenya yang sudah sekarat sekalipun baru 1,5 abad.
Umar bin al-Khaththab ra., saat menjadi khalifah, memberikan bantuan dari Baitul Mal untuk membantu masyarakat yang terserang penyakit lepra di jalan menuju Syam. Khalifah Walid bin Abdul Malik secara khusus menyisihkan bantuan kepada masyarakat yang terkena penyakit lepra. Tindakan serupa dilakukan oleh para khalifah dan wali (gubernur). Bani Ibnu Thulun di Mesir memiliki masjid yang dilengkapi dengan tempat mencuci tangan, lemari penyimpan obat-obatan dan minuman dan dokter yang mengobati secara gratis.
Perdagangan pun berkembang. Berbagai komoditi peralatan militer, gula, tekstil, dan kertas diekspor dari Khilafah. Industri tekstil utama terdiri dari wol, sutra, katun, dan linen. Industri tekstil saat itu laksana industri kendaraan bermotor dan handphone pada saat ini. Industri besi dan kaca juga berkembang. Gordon (2005) menggambarkan hal ini: “…growth of regional and trans-regional trade, and of urban manufacturing, produced new level of prosperity across the city landscape.”
Najeebabadi (2001) mengungkapkan bahwa pada masa Khilafah Harun al-Rasyid, surplus anggaran negara sebesar 900 juta dinar emas. Pada saat sekarang, nilai ini setara dengan Rp 1.912,5 triliun (asumsi harga emas Rp 500.000/gram). Ini jumlah yang luar biasa. APBN Indonesia tahun 2013 saja sebesar Rp 1.683 triliun.
Kesejahteraan ini bukan hanya dinikmati oleh Muslim, melainkan juga oleh non-Muslim. Bloom and Blair menggambarkan betapa tinggi standar hidup warga Khilafah dengan mengatakan: “In the Islamic lands, not only Muslims but also Christians and Jews enjoyed a good life. They dressed in fine clothing, had fine houses in splendid cities serviced by paved streets, running water and sewers, and dined on spiced delicacies served on Chinese porcelains.”
Kualitas kehidupan di kota Kairo digambarkan dengan narasi indah: “In the midst of the houses in New Cairo are gardens and orchards watered by wells. In the sultan’s harem are the most beautiful gardens imaginable. Waterwheels have been constructed to irrigate these gardens. There are trees planted and pleasure parks built even on roofs… These houses are so magnificent and fine that you would think that they were made of jewel…”[]