Kerjasama Rahasia … Sejumlah Tahapan Pemulihan Hubungan antara Pendudukan dan Arab Saudi Selama Beberapa Dekade
Pembicaraan berlanjut mengenai kesepakatan untuk menormalisasi kemungkinan hubungan antara pendudukan (Israel) dan Arab Saudi, sedang Amerika Serikat memainkan peran sebagai mediator antara kedua pihak. Dimana semua itu berlangsung bertepatan dengan perang berdarah yang dilancarkan (Israel) di Jalur Gaza.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar (Israel Today) menunjukkan bahwa hubungan ini “lebih tua” dibandingkan upaya yang dilakukan kedua pihak untuk mencapai kesepakatan normalisasi, bahwa kedua belah pihak “Bekerja sama secara diam-diam selama bertahun-tahun,” bahwa “Kedua negara tampaknya menjadi musuh bebuyutan di depan umum,” dan bahwa “Para pejabat Arab Saudi telah melontarkan tuduhan yang menghasut terhadap orang-orang Yahudi selama beberapa dekade, namun di balik pintu yang tertutup itu kenyataannya jauh berbeda.”
Laporan tersebut menunjukkan bahwa akar kerja sama dimulai pada tahun 1948 M. bahwa “Tanda-tanda pertama dari hubungan rahasia antara kedua negara muncul pada awal tahun enam puluhan abad yang lalu, ketika perang saudara pecah di Yaman,” di mana “Saat itu, Riyadh diam-diam membuka wilayah udaranya bagi pesawat (Israel) yang menjatuhkan bantuan kepada pasukan pemerintah Yaman.”
Laporan tersebut menyatakan bahwa “Para pejabat Arab Saudi akhirnya menyadari bahwa (Israel) akan tetap berada di sini,” dan mencatat bahwa “Raja Arab Saudi mengakui pada tahun 1977 bahwa tidak akan ada lagi yang mencoba untuk menghapus (Israel) dari peta.”
Dalam Perang Teluk, laporan tersebut menyatakan bahwa Arab Saudi dan (Israel) berada di pihak yang sama, dan keduanya menjadi sasaran rezim mantan Presiden Irak Saddam Hussein. Laporan tersebut melanjutkan bahwa kedua belah pihak kemudian duduk “di ruangan yang sama untuk pertama kalinya pada Konferensi Perdamaian Madrid.”
Surat kabar itu mengatakan: “Setelah pecahnya perang antara (Israel) dan Hizbullah Lebanon, pada tahun 2006, serta munculnya partai yang didukung Iran sebagai partai yang jauh lebih kuat dari yang dibayangkan banyak orang, “yang menempatkan Arab Saudi dan (Israel) dalam situasi yang sama berada dalam bahaya, ketika keduanya mendapatkan ancaman langsung dari Teheran.”
Mengenai Perjanjian Abraham, laporan tersebut menyatakan bahwa “Ada petunjuk di mana Arab Saudi mungkin juga berniat menormalisasi hubungan dengan (Israel), setelah (Israel) menyelesaikan masalahnya dengan Palestina.”
Laporan itu menyatakan bahwa Arab Saudi dengan jelas mengumumkan pada tahun 2023 tentang kesediaannya untuk menormalisasi hubungan dengan pendudukan, “yang menunjukkan bahwa kedua negara hampir meresmikan hubungan mereka, namun peristiwa 7 Oktober dan setelahnya menghambat upaya untuk mencapai perjanjian normalisasi dengan Arab Saudi.”
Surat kabar tersebut mengakhiri laporannya dengan sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa “hal ini menunjukkan bahwa hubungan Arab Saudi-(Israel) mungkin memiliki akar yang jauh lebih dalam daripada yang diketahui sebelumnya.”
Apakah surat kabar tersebut menyimpulkan laporannya guna menunjukkan bahwa asal-usul (Al Saud) adalah Yahudi?! Tidak ada yang mengherankan mengenai para penguasa kaum Muslim. Bukankah Golda Meir, mantan kepala pemerintahan (Israel), menyebutkan dalam memoarnya: “Bangsa Arab akan terkejut suatu hari nanti bahwa kita telah membawa anak-anak (Israel) ke dalam kekuasaan negara mereka.”?! (Al-Waie [Arab], Edisi No. 455, Tahun ke-39, Dzulhijjah 1445 H./Juli 2024 M.).
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat