Mediaumat.news – Menanggapi kesepakatan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan Cina terkait kerja sama proyek strategis yang dikelola oleh BUMN, Peneliti Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak mengatakan semestinya proyek-proyek strategis sepenuhnya digarap oleh BUMN sendiri.
“Semestinya untuk proyek-proyek strategis sepenuhnya digarap oleh BUMN sendiri,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Rabu (8/6/2021).
Ishak mengatakan, namanya saja proyek strategis yang berarti sangat vital bagi Indonesia. Bisa dibayangkan kalau proyek yang vital tersebut ikut dibangun oleh pihak asing, maka mereka punya peluang untuk menguasai informasi mengenai kekuatan dan kelemahan proyek tersebut, bahkan mungkin mendapatkan share kepemilikan.
Ia mencontohkan, di Amerika Serikat sekalipun, tidak mau proyek-proyek strategis mereka dimiliki atau dikuasai oleh pihak asing, misalnya pelabuhan.
Ishak mengingatkan, apalagi jika bekerja sama dengan Cina. Indonesia dan berbagai negara sudah merasakan bagaimana jika bekerja sama dengan negara itu. Cina akan mendikte dari sisi modal, tenaga kerja, dan bahan baku proyek, sehingga akan lebih menguntungkan mereka dibandingkan dengan Indonesia.
“Lebih parah lagi jika mereka turut memiliki proyek-proyek strategis tersebut maka independensi negara ini akan lenyap,” bebernya.
Ishak memandang, negara ini punya kemampuan jika memang ada tekad kuat untuk mandiri. Kecuali memang jika pemerintah tidak lagi peduli masalah independensi, namun hanya mengejar aspek bisnis jangka pendek.
“Tapi ini akan menunjukkan bahwa mereka lebih pro asing daripada negara dan rakyatnya sendiri,” pungkasnya.[] Agung Sumartono