Kepada Para Ulama yang Berkumpul di Sana’a

Sebuah konferensi diadakan di Sana’a pada tanggal 28/10/2021, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ulama Yaman dan Otoritas Umum untuk Wakaf dengan judul “Persatuan Islam… Peluang dan Tantangan”. Konferensi ini diselenggarakan melalui siaran satelit dengan partisipasi peserta dari Palestina, Irak, Lebanon, Aljazair dan Iran. Allah (Swt) berfirman:

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ

“Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.” [TQS Fatir: 28]
Dan Rasulullah (Saw) bersabda:

«الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ»

“Para ulama ada pewaris para Nabi” [HR. Abu Dawud dan Tirmitzi melalui Abi Adardaa‘ (ra)].

Kami akan memulai dengan dan hadits yang mulia ini untuk memperjelas status ulama, yang bermanfaat dalam ilmunya, tulus dalam pekerjaannya.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ ࣖ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran.” [TQS Az-Zumar: 9].

Anda tahu bahwa Rasulullah (Saw) diutus dengan Al-Qur’an yang Agung, tidak hanya untuk dibaca di lidah, tetapi juga untuk diterapkan kepada orang-orang di bumi, sehingga beliau (saw) akan memiliki negara yang akan menetapkan batas-batasnya, melaksanakan aturannya, berjuang dengannya dalam jihad yang benar, menegakkan keadilan dan menyebarkan kebaikan ke seluruh dunia. Ini jelas ditunjukkan dalam Sirah Rasulullah (Saw), saat beliau menyeru kepada Allah (Swt) dengan pemahaman terhadap Makkah al-Mukarramah, dan meminta dukungan dari suku-suku dan orang-orang yang berkuasa sepuluh kali, sehingga Allah SWT menolong beliau dengan para pendukungnya di Madinah al-Munawwarah, hingga terjadilah hijrah dan pendirian negara, kemudian penaklukan dan penyebaran Islam dengan dakwah dan jihad.

Karena judul konferensi Anda, yang diadakan di Sana’a, adalah: “Persatuan Islam… Peluang dan Tantangan”, maka layak kami jelaskan kepada Anda bahwa persatuan umat Islam tidak akan tercapai kecuali di bawah naungan sebuah negara bagi umat Islam yang diperintah oleh seorang Khalifah dan dengan metode yang sah seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad (Saw).

Bekerja untuk menyatukan Umat Islam dengan mendirikan Negara Khilafah adalah masalah yang krusial karena merupakan sumber kebanggaan umat Islam, dan rahasia kekuatan dan membuat mereka tak terkalahkan, tetapi juga karena itu adalah kewajiban pertama dan terakhir dan bukan sembarang kewajiban. Ini adalah kewajiban untuk menerapkan Islam. Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya (Saw):

فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ

“Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu.” [TQS Al-Ma’idah: 48].
Dan Allah (SWT) berfirman:

وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۗ

“Dan hendaklah engkau memutuskan (urusan) di antara mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Waspadailah mereka agar mereka tidak dapat memperdayakan engkau untuk meninggalkan sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. “ [TQS Al-Ma’idah: 49].

Pemerintahan Islam tidak akan tercapai di bawah negara yang mencampuradukkan antara Islam dan sekularisme, antara sistem pemerintahan Islam dan sistem kapitalis demokrasi republik, antara sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis dengan campur tangan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Antara negara yang menjadikan ikatan nasional dengan negara yang mengikat rakyatnya dan membatasinya dengan batas-batas negara yang dibuat oleh Kafir Barat, dan antara negara yang menjadikan ikatan agama Islam sebagai dasar dan tidak dibatasi oleh batas-batas negara, melainkan bekerja untuk menyatukan negara-negara Muslim, antara negara yang konstitusinya sekuler, yang berasal dari Prancis, dan negara yang konstitusinya bersumber dari Kitabullah (Swt) dan Sunnah Rasul-Nya (Saw).

Islam tanpa negara tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan, karena hukum-hukumnya tidak dapat dilaksanakan tanpa seorang khalifah, sehingga tidak ada batasan dan penaklukan tidak dibuka, dan kehormatan Islam tidak dapat dijaga kecuali oleh seorang imam, yaitu khalifah.Rasulullah (Saw), benar dengan sabdanya :« وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى »“Imam adalah perisai, di belakangnya orang berperang dan mendapatkan perlindungan.

Pentingnya negara bagi Islam terbukti di depan para sahabat, semoga Allah meridhoi mereka, karena saat Amirul Mukminin ra, mengumpulkan mereka untuk memilih tanggal dimana mereka dapat merekam sejarah. dan mengikuti sebagai kalender, mereka berdiskusi untuk menemukan kesempatan besar untuk memulai penanggalan Islam, dari mulai kelahiran Utusan Allah, SWT, dan misi Rasulullah Saw, hingga peristiwa hijrah. Ali RA berkata , “Mari kita nyatakan penanggalan dari tanggal Hijrah, karena di dalamnya ada negara Islam dan kekuatan mereka … Jadi para sahabat menyetujui bahwa, meskipun dibicarakan juga tanggal kelahiran Rasul, semoga Allah memberkahi beliau dan memberinya kedamaian, adalah suatu peristiwa besar, dan misi Rasulullah, semoga Allah memberkahi belau dan memberinya kedamaian, adalah peristiwa besar juga. Namun, para sahabat memilih hijrah, dan pendirian Islam negara untuk memulai kalender Hijriah dari tanggal itu.

Hizbut Tahrir – yang didirikan pada tahun 1953 di Yerusalem – menyadari bahwa Kekhalifahan adalah masalah yang menentukan bagi umat Islam, dan bahwa pendiriannya adalah suatu kewajiban, dan oleh karena itu mereka telah bekerja untuk mendirikan Khilafah, dan selama lebih lebih dari setengah abad, para anggotanya telah mengalami penyiksaan, penangkapan, dan pemenjaraan, yang menyebabkan syahidnya sejumlah anggota mereka di beberapa negara Islam. Namun demikian, mereka tetap teguh pada kebenaran, tidak takut celaan oleh orang yang mencela karena bekerja untuk Allah, beriman kepada Allah (Swt) dan Rasul-Nya, bersikap jujur dan berbuat ikhlas dengan izin-Nya, Maha Suci Dia, sampai tercapai tujuannya, insya Allah, dalam membuat opini public tentang Khilafah di kalangan umat Islam, dan tuntutan hidup bagi mereka terlepas dari semua kesesatan orang-orang kafir, agen-agen mereka, dan rencana licik mereka.

وَقَدْ مَكَرُوْا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللّٰهِ مَكْرُهُمْۗ وَاِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُوْلَ مِنْهُ الْجِبَالُ

“ Sungguh, mereka telah membuat tipu daya padahal Allah (mengetahui dan akan membalas) tipu daya mereka. Sekali-kali tipu daya mereka tidak akan mampu melenyapkan gunung-gunung.” [TQS Ibrahim: 46]

Jangan membuat konferensi ini menjadi salinan dari konferensi serupa lainnya yang diadakan di masa lalu dan kemudian berakhir begitu saja. Slogan-slogan yang bergema dibangkitkan dalam konferensi tersebut seperti “Pembebasan yang suci akan segera berada di tangan orang-orang beriman dan “Konferensi tersebut merupakan titik awal untuk mencapai kesatuan Umat Islam di bawah panji Islam,” sedangkan judul konferensi tidak merujuk pada pendekatan Islam yang sah. Atau bahkan rencana untuk mencapai persatuan umat Islam, dan judul tersebut berbicara tentang peluang yang ada yang dapat dicapai oleh para peserta konferensi, serta tantangan yang harus mereka hindari. Lantas, dapatkah seseorang yang menerapkan sistem kapitalis yang dipimpin oleh Amerika yang memerangi Islam dan umatnya, yang mengumumkannya dengan slogan yang jelas sejak 2001 dalam perang melawan Islam atas nama “terorisme”, dapat menyatukan umat Islam dan menjalankan Islam? !

Mereka yang menyerukan penyatuan umat Islam harus mengerahkan upaya mereka dalam menyerukan untuk menghentikan pertumpahan darah dalam pertempuran antara putra-putra umat Islam di antara mereka sendiri dan menyimpan energi itu untuk memerangi musuh-musuh nyata dari orang-orang kafir. Mereka harus mengibarkan panji “La ilaha illa Allah (Tidak ada Tuhan selain Allah)” yang berkibar di atas kepala mereka dan tidak berpegang teguh pada sistem republik atau slogan-slogannya, dan bekerja untuk memotong tangan orang-orang kafir dan organisasi-organisasi mereka…dan mengusir Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional dan menolak pinjaman berbasis bunga yang terang-terangan yang ditawarkan oleh mereka, dan mereka harus Kembali kepada Islam, bukan PBB, bukan sistem internasional dan utusan Amerika mengenai Yaman.

Metode Rasulullah (Saw) dalam mendirikan negara Islam dan memerintah dengan apa yang diturunkan Allah jelas dan tidak ambigu, dan tidak berubah dengan perubahan tempat atau waktu. Dimulai dengan seruan masuk Islam dan diakhiri dengan berdirinya negara di Madinah. Itu muncul dalam tiga tahap yang diwakili dalam pembentukan sebuah kelompok yang mengambil iman Islam sebagai basis kekuatan intelektual dan kepemimpinan intelektualnya, yang sadar akan ide dan aturan Islam, dan tidak mengambil metode lain selain Islam untuk mencapai negara Islam. Inilah yang dibangkitkan Nabi para sahabatnya di Mekkah di rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam radhiyallahu ‘anhu, kemudian muncullah tokoh-tokoh Islam dari situ. Dan mereka kemudian terlibat dalam perjuangan intelektual untuk menghadapi semua ide Kapitalisme yang mengganggu kita hari ini, mengungkap dan memperjelas mereka dan menempatkan ide-ide Islam di tempat mereka, dan perjuangan politik untuk mengungkap konspirasi orang-orang Kafir Barat yang sedang berkembang pada hari ini, seperti halnya kemarin, untuk melawan Islam dan umat Islam, dan meminta dukungan dari orang-orang yang berkuasa dari umat Islam, kemudian mengambil alih kekuasaan untuk mendirikan negara Islam untuk menjalankan pemerintahan dengan Islam, kemudian memasukkan semua negara Islam di bawah panji Uqab, panji Muhammad (Saw).

Dan ketahuilah bahwa Allah Yang Maha Suci, mengungkap orang-orang yang menyerukan penerapan Islam dengan cara Barat dengan dalih moderasi, yang mengklaim bekerja pada arbitrase Islam dan penyatuan negara-negara Muslim dengan tindakan yang menghindari kebenaran dan apa yang benar.

Kapitalis Barat, yang dipimpin oleh penjahat Amerika dan Inggris yang licik, akan terus bermain bermacam-macam kartu untuk mencegah munculnya kebenaran, hingga Allah mengizinkan kemunculannya dan menurunkan kemenangan dan dukungannya pada kaum Muslim yang jujur. Hizbut Tahrir – pelopor yang tidak berbohong kepada umat – mengundang Anda untuk mendirikan Negara Khilafah Rashidah yang kedua di bawah metode Kenabian. Beliau (Saw) bersabda

« ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ »

“Kemudian akan ada Khilafah dengan metode kenabian” [HR. Ahmad oleh An-Nu’man bin Basyir (ra)]. Allah juga berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ

“ Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu”[TQS Al-Anfal: 24].

Kantor Media Hizbut Tahrir Wilayah Yaman

25 Rabi’ul Awal 1443 H
Selasa, 2 November 2021
=========
https://www.hizb-ut-tahrir.info/en/index.php/press-releases/yemen/22271.html

Share artikel ini: