Al-Ustadz Ismail al-Wahwah mengunggah kenangannya tentang keteguhan dan kesabaran Al-Ustadz Al-‘Alim Faisal Ka’ko Abu Mahmud fi dzimmatillah dalam memikul konsekwensi dari menyerukan kebenaran, di laman facebooknya, pada 15 November 2021.
“Saya bertemu dengan beliau di Suriah, di kota Kufra, di pedesaan Aleppo, dan kemudian bertemu kembali di Turki, setelah beliau beremigrasi ke sana. Beliau menceritakan sebagian dari kisahnya kepada saya, terkait tiran Syam sang ayah, Hafez Asad.
Beliau menghabiskan enam belas tahun di penjara, kebanyakan dari mereka di penjara Tadmor—yang terletak di Palmyra di padang pasir Suriah timur sekitar 200 kilometer timur laut Damaskus. Penjara Tadmor dikenal karena kondisi yang keras, pelanggaran hak asasi manusia yang luas, penyiksaan dan eksekusi singkat. Sehingga beliau banyak menyaksikan dan merasakan kejahatan tiran Syam.
Di penjara ini, mereka dilarang mendirikan shalat. Sehingga apabila sipir polisi memergoki dan mengetahui siapapun di antara mereka yang mendirikan shalat, maka rangkaian siksaan tengah menantinya.
Mereka tidur di ruangan besar yang penuh sesak, dan berbaring miring seperti kaleng sarden.
Pada malam hari para penjaga mengawasi mereka dari sebuah lubang di langit-langit ruangan, dan jika mereka merasa bahwa ada yang bangun dan mendirikan shalat, maka di pagi hari ia akan disiksa dengan serangkaian siksaan.
Mereka akan membawanya secara paksa untuk mencukur kepala dan janggutnya … kemudian ia kembali ke ruangannya dengan darah mengalir dari wajah dan kepalanya.
Pada hari raya Idul Fitri, kami mengharapkan bahwa mereka akan menambah menu makanan. Ketika algojo datang dengan membawa makanan, lalu berdiri di pintu dan mengeluarkan seekor ayam, ia mengambil salah satu paha darinya, dan melemparkan sisanya kepada kami di yang ada di ruangan, sedangkan jumlah kami puluhan.
Penyiksaan terjadi setiap hari, sehingga kami merasa iri atau cemburu pada mereka yang meninggal!
Semoga Allah SWT melaknat dan mengutuk sang penjahat ini, ayah dan anaknya, serta mereka yang setia kepadanya.
Semoga Allah SWT merahmati dan mengampuni Anda, wahai Abu Mahmud, serta menerima jihad Anda, perjuangan Anda, kesabaran Anda, dan ketabahan Anda!
Sungguh, apa yang ada di sisi Allah itu adalah yang lebih baik dan lebih kekal!
Kami sampaikan belasungkawa terdalam untuk semua keluarga, teman, saudara, dan orang yang dicintainya.
﴿إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ﴾
“Kami milik Allah dan kami semua akan kembali kepada-Nya.”
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1213770029033128&id=100012004263294