Mediaumat.news – “Kemesraan” Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang belakangan sering ditunjukkan kebersamaannya di depan publik, menurut Pengamat dari Geopolitical Institute Adi Victoria sudah menjadi perkara yang umum bahwa tidak ada kawan yang abadi melainkan kepentingan abadi.
“Sudah menjadi perkara yang umum ya kalau kita melihat iklim perpolitikan di tanah air, bahwa kita masih ingat ada ungkapan tidak ada kawan yang abadi melainkan yang ada adalah kepentingan yang abadi,” ujarnya dalam acara Kabar Petang: Mega-Pro Sinyal Koalisi Transaksional, Senin (21/6/2021) di kanal YouTube KC News.
Adi melihat, politik yang terjadi di negeri ini sudah biasa terjadi misalnya partai A menjadi lawan partai B, namun dalam kesempatan yang lain mereka menjadi teman atau berkoalisi baik dalam pemilu legislatif, pilpres, pilkada, dan lain sebagainya.
Ia menilai, hal itu pula yang tampak saat ini pada PDI-P dan Geridra. Kalau di pilpres 2019 yang lalu kedua partai ini berseberangan, maka untuk tahun 2024 saling bergandeng tangan dan berkoalisi.
Adi mengatakan, hal ini jelas terlihat misalnya dalam acara peresmian patung Bung Karno di lingkungan Kementrian Pertahanan, Prabowo berpidato mewakili keluarga Bung Karno. Selain itu Prabowo juga menghadiri acara pengukuhan gelar Profesor Kehormatan untuk Megawati di Universitas Pertahanan.
“Ini menjadi sinyalemen, banyak pengamat mengatakan bahwasanya jelas dan akan terjadi serta cukup nyata bahwa di 2024 nanti terjadi koalisi antara PDI-P dan juga Gerindra, ini tidak bisa dihindari,” pungkasnya.[] Agung Sumartono