Majelis Ta’lim Annahdlah menggelar acara “Dzikir Kemerdekaan” yang bertajuk “Merdeka Dari Mengabdi Kepada Hamba, Menuju Pengabdian Kepada Pemilik Hamba” dilaksanakan pada pukul 20.30 bertempat di Markaz Annahdlah – Bandar lampung, Jum’at (16/8/2019).
Markaz Annahdlah kembali diguyur oleh lantunan dzikir agar para pengemban dakwah penegakkan Khilafah ini hatinya terus teguh pada perjuangan yang penuh dengan rintangan ini. Acara Dzikir ini seperti biasa dinahkodai oleh Kyai Imron Bahar selaku pimpinan Majelis Dzikir Kautsaran Bandar Lampung.
Acara Dzikir ini sangat syahdu dan menggugah hati, karena nampak dari para jama’ah yang tak mampu membendung derasnya air mata yang mengalir, ini adalah bukti dzikir ini semakin mengingatkan kita segala sesuatu ini hanyalah dari Allah, dan akan kembali lagi pada Allah.
Setelah dzikir selesai, pemaparan tausiyah tentang hakikat kemerdekaan oleh Ustadz Albar.
Kemerdakaan itu bukanlah sekedar bebas makan kerupuk padahal hutang menumpuk dan bebas memakai pakaian adat akan tetapi rakyat semakin pucat.
Kemudian beliau melanjutkan bahwa jaman dahulu, kita itu dijajah secara fisik, kemudian berubahlah pola penjajahan itu menjadi penjajahan secara pemikiran. Kata al ‘Alamah Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani, Muasis Hizbut Tahrir, para kapitalis itu pasti akan menguasai sumber daya alam negeri jajahannya karena penguasaan tersebut merupakan pola baku mereka.
“Penjajahan gaya baru (penjajahan pemikiran, ekonomi, dan politik) itu tak terasa kecuali oleh orang-orang yang berpikir, perhatikanlah penjajahan ekonomi seperti Freeport, lalu kondisi pergaulan yang semakin membahayakan karena mencipatakan keadaan serba tidak aman sebagai contoh adalah saat anak perempuan keluar tanpa mahram, apakah anda tenang? banyak predator yang diciptakan oleh sistem kehidupan buatan manusia ini“, papar beliau.
“Mari kita merenung, dari fisik kita mungkin merdeka, akan tetapi dari sisi pemikiran ? masih perlu dipertanyakan, “ ujar beliau.
Kemudian beliau menegaskan bahwa Islam hadir ditengah kita untuk melepaskan ikatan penghambaan kepada makhluk menuju menyembah hanya kepada Allah SWT, karena memang sejatinya tidak ada penghambaan manusia kepada manusia, Rasulullah SAW menyeru kepada manusia untuk menyembah hanya kpd Allah SWT.
“Salah satu bentuk ketaatan kita adalah apapun yg Allah tetapkan, sepatutnya kita sami’na wa ato’na, itulah wujud dari kemerdakaan yang hakiki, “ tegas beliau.
Menjelang akhir Ustadz Albar mengatakan bahwa pertanyaannya, bagaimana caranya agar kita bisa melakasankan ajaran Islam semua itu? Kita butuh mekanisme yang bisa menjalankan semua itu, itulah yang disebut aturan, dan aturan itu hanya bisa dijalankan dengan yang namanya pemerintahan, dalam Islam pemerintahan itu disebut Khilafah dan pemimpinnya adalah Khalifah.
Pembacaan doa oleh Mang Erwan menandakan acara Dzikir Kemerdekaan ini telah berakhir yang kemudian para jama’ah melanjutkan menikmati kopi yang telah tersedia dan foto bersama.[]
Sumber: shautululama.co